Kamis, 22 September 2011

Macam-macam Kelompok, Motivasi dan Tahapan Orang Masuk Kelompok


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia dapat dipastikan tidak bisa lepas dari kehidupan kelompok. Manusia tidak mungkin hidup secara wajar dan normal tanpa adanya kehidupan kelompok yang menyertai kehidupannya.
Mengapa seseorang itu masuk kelompok ? Manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk religius juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lain. Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menujukkan bahwa dalam masyarakat di dapati adanya bermacam-macam kelompok yang cukup bervariasi, misalnya ada kelompok belajar, kelompok pemuda, kelompok pencinta alam, kelompok pengajiam, kelompok ibu-ibu arisan , kelompok pencinta alam, kelmpok peneliti, sebagainya.


            Kondisi demikian ini memberikan gambaran bahwa di samping dorongan yang alami yang ada pada diri seseorang untuk berkelompok, maka ada faktor lain yang ikut berperan yang mendorong seseorang untuk membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Dengan tujuan yang berbeda-beda mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Dengan minat yang berbeda pula mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Suatu hal yang perlu disadari oleh para anggota kelompok adalah bahwa tujuan bersama itu akan dapat dicapai dengan sukses apabila ada kerjasama yang baik dari para anggota. Apabila tidak disadari akan hal tersebut maka masing-masing anggota kelompok akan bergerak sendiri-sendiri, sehingga kelompok tersebut akan bubar atau mengalami disintegrasi.
 
Setelah kelompok tersebut terbentuk maka akan timbul adanya struktur yang akan mengatur peran dari masing-masing anggota kelompok, dan norma yang akan menata pola perilaku anggota kelompok. Norma ini bisa berupa konvensi maupun regulasi (aturan-aturan tertulis), hukum dan kode etik.
Apa yang dimaksud dengan Kelompok itu ? Secara umum kelompok dapat didefinisikan sebagai kumpulan dua atau lebih individu-individu yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain melalui interaksi. Namun demikian tidak semua kumpulan manusia dapat disebut sebagai suatu kelompok, bila dalam kumpulan/gerombolan itu tidak ada interaksi dan proses saling mempengaruhi.
 
Terbentuknya suatu kelompok bisa ditinjau dari lima aspek :
1. Aspek Persepsi : Kelompok yang terbentuk karena adanya persepsi yang sama terhadap satu hal atau isue dari beberapa individu, sehingga mereka membentuk kelompok guna mengembangkan persepsi yang sama tersebut. Misalnya A dan B mempunyai persepsi yang sama tentang arti demokrasi. Maka untuk mempertahankan dan mengembangkan persepsi mereka tentang Demokrasi tersebut A dan B membentuk Kelompok/ partai “Demokrasi Sejati” , dan mereka berupaya memperbesar kelompoknya tersebut dengan mencari anggota yang mempunyai persepsi yang sama dengan mereka. Upaya mencari anggota ini bisa dilakukan dengan kampanye, propaganda, atau dengan bentuk-bentuk komunikasi persuafif lainnya.

2. Aspek Motivasi : orang membentuk atau masuk suatu kelompok karena ada motivasi-motivasi/dorongan-dorongan tertentu. Misalya motivasi agar terkenal, populer, motivasi agar dapat kedudukan, motivasi untuk belajar dan menambah pengalaman dan sebagainya.
3. Aspek tujuan : Orang masuk atau membentuk kelompok karena adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin diperoleh atau didapat. Individu sadar, bahawa tujuan tersebut tidak mungkin atau sulit dicapai secara individual dan tujuan akan sukses bila diusahakan secara bersama-sama . Dari kesdaran inilah akhirnya individu membentuk atau masuk kelompom tertentu.
4. Aspek interdependency : Individu sadar bahwa manusia yang satu dengan manusia yang lain itu saling terjadi ketergantungan ( interdependency) , maka untuk memenuhi hasrat kemanusiaannya sebagai mahluk sosial yang selalu tergantung kepada eksistensi manusia lain, maka mereka (manusia-manusia ini) membentuk kelompok atau organisasi-organisasi.
B. Permasalahan
·   Mengapa kita membahas Macam-macam Kelompok, Motivasi dan Tahapan Orang Masuk Kelompok?
C. Tujuan penulisan                                                 
-   Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Kelompok.
- Sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan nilai dari Mata Kuliah Bimbingan Konseling Kelompok.
- Untuk mengetahui berbagai macam permasalahan seputar Macam-macam Kelompok, Motivasi dan Tahapan Orang Masuk Kelompok.
D. Manfaat penulisan
- Terpenuhinya salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling Kelompok.
- Dijadikan sarana dalam proses belajar membuat karya ilmiah.
- Bertambahnya wawasan mengenai pembahasan Bimbingan Konseling Kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
MACAM-MACAM KELOMPOK

A. Jenis Kelompok dan Keanggotaannya

1. Jenis jenis Kelompok
Jenis-jenis kelimpok terdiri dari :

  1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer duwarnai oleh hubungan pribadi secara akrab dan kerja sama yang terus menerus diantara para anggotanya. Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang amat mantap dan kompak diseliruh dunia dan sepanjang peradaban manusia.Contoh-contoh kelompok primer lainnya seperti kesatuan anak-anak sepermainan, kesatuan sekelompok remaja,rukun tetangga, kelompok sepermainan di sekolah, kelompok belajar, kelompok agama, dan sebagainya. Sifat dalam kelompok-kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.

      Dalam kelompok primer, terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat antar anggotanya. Kelompok primer disebut juga face-to-face group, yaitu kelompok sosial yang anggota-anggotanya sering berhadapan muka dan saling mengenal dari dekat, dank arena itu saling hubungannya lebih erat. Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena didalam kelompok primer manusia pertama-tama berkembang dan dididik sebagai makhluk sosial. Di sini, ia memperoleh kerangkanya yang memungkinkannya untuk mengembangkan sifat-sifat sosialnya, antara lain mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok sosialnya, belajar bekerja sama dengan individu-individu lainnya, dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompok. Saling hubungan yang baik di dalam kelompok primer menjamin perkembangan yang wajar sebagai manusia sosial. Contoh-contoh kelompok primer adalah keluarga, rukun tetangga, kesatuan anak-anak sepermainan, kesatuan sekelompok remaja, kelompok belajar, kelompok agama,, dan sebagainya.

Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai kegiatan dan gerak-gerik kelompok itu. Keberadaan dan kegiatan kelompok sekunder tidak tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun hubungan antar anggotanya (baik langsung maupun tidak langsung) tetap ada.
Interaksi dalam kelompok sekunder terdiri atas saling hubungan yang tidak langsung, jauh dari formal, dan kurang bersifat kekeluagaan. Hubungan-hubungan dalam kelompok sekunder biasanya lebih objektif dan jekelijk. Peranan atau fungsi kelompok sekunder dalam kehidupan manusia adalah untuk mencapai tujuan tertantu dalam masyarakat dengan bersama,secara objektif dan rasional. Contoh-contok kelompok sekunder adalah kelompok politik, kelompok keagamaan, kelompok para ahli pada suatu bidang, serikat kerja, dan sebagainya.

  1. Kelompok Sosial dan Kelompok Psikologikal
Pada kelompok sosial, tujuan yang ingi dicapai biasanya tidak bersifat pribadi (impersonal), melainkan merupakan tujuan bersama untuk kepentingan bersama. Persatuan buruh merupakan salah satu contoh kelompok sosial.

Pada kelompok psikologikal pada dasarnya lebih bersifat mempribadi (personal). Para anggota kelompok psikologikal memasuki kelompok itu biasanya didorong oleh kepentingan yang menyangkut hubungan antar pribadi. Sekelompok anak perempuan yang berkumpul di bawah pohon rindang  disudut pekarangan sekolah setiap waktu istirahat, seperti ini adalah membentuk kelompok psikologikal.

  1. Kelompok Terorganisasikan dan Kelompok Tidak Terorganisasikan
Dalam suatu kelompok yang terorganisasikan masing-masing anggota memainkan peranan yang persamaan, perbedaan dan kaitan yang satu dengan lainnya jelas dan tegas, untuk mencapai tujuan bersama. Cirri utama kelompok teroganisasikan ialah adanya pemimpin yang mengatur dan memberi kemudahan dan mengawasi dijalankannya peranan masing-masing anggota. Pada kelompok ini secara ketat boleh dikatakan tidak ada fleksibilitas karena setiap anggota dituntut melakukan peranan yang telah ditetapkan.

Sedangkan dalam kelompok yang tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas, tidak saling terikat pada anggota lain. Pada kelompok ini terdapat fleksibilitas yang besar. Kalaupun pada kelompok tidak terorganisasiikan ada keterikatan tertentu, maka keterikatan itu tidak ditetapkan “dari atas” melainkan ditumbuhkan sendiri oleh para anggota yang pada dasarnya bebas itu. Pada kelompok ini peranan pemimpin tidak menonjol , peranan pemimpin justru di tentukan oleh selera para anggota.

  1. Kelompok Formal dan Kelompok Informal
Kelompok formal biasanya terbentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi (dan tertulis). Gerak dan kegiatan kelompok formal pun di atu dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang telah dibuat untuk itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Sedangkan dalam kelompok informal, keberadaan dan gerak-gerik tidak di dasarkan atas hal-hal resmi seperti itu, melainkan di dasarkan pada kemauan, kebebasan dan selera orang-orang yang terlibat di dalamnya .

2. Keanggotaan Kelompok

Keanggotaan kelompok dapat dapat bersifat tidak sukarela atau sukarela. Keanggotaan dalam kelompok keluarga tertentu adalah tidak sukarela. Ada beberapa organisasi (kelompok) yang anggota-anggotanya terhimpun di dalam kelompok itu atas dasar kedudukannya. Dalam kelompok sepeti ini semua prang yang menduduki jabatan atau status yang dimaksud, mau tidak mau menjadi anggota dari kelompok itu. Sebaliknya kelompok yang keanggotaanya bersifat sukarela biasanya lebih bebas dan peranan anggota lebih besar dalam menentukan gerak dan kegiatan kelompok itu.

Mengapa seseorang mau memasuki suatu kelompok secara sukarela ? Ada tiga alasan, yaitu :
a.       Dalam kelompok itu dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan.
b.      Kelompok itu menyajukan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti diskusi, menjelajah alam, darmawisata, olahraga dan sebagainya.
c.       Dengan memasuki kelompok itu kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat teprpenuhi, seperti kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, kebutuhan untuk dikenal oleh prang lain, kebutuhan akan rasa aman, dan sebagainya.


B. Motivasi dan Tahapan Orang Masuk Kelompok

1. Motivasi Orang Masuk Kelompok


Dalam kehidupannya, manusia dapat dipastikan tidak bisa lepas dari kehidupan kelompok. Manusia tidak mungkin hidup secara wajar dan normal tanpa adanya kehidupan kelompok yang menyertai kehidupannya.
Mengapa seseorang itu masuk kelompok ? Manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk religius juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lain.

 Dengan adanya dorongan pada manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia lain, maka terbentuklah kelompok-kelompok dalam kehidupan masyarakat. Namun kenyataan menujukkan bahwa dalam masyarakat di dapati adanya bermacam-macam kelompok yang cukup bervariasi, misalnya ada kelompok belajar, kelompok pemuda, kelompok pencinta alam, kelompok pengajiam, kelompok ibu-ibu PKK , kelompok pencinta alam, kelmpok peneliti, kelompok cah nekat dan sebagainya.

Dari berbagai jenis kelompok diatas dengan tujuan yang berbeda-beda mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Dengan minat yang berbeda pula mereka membentuk atau masuk dalam kelompok yang berbeda. Suatu hal yang perlu disadari oleh para anggota kelompok adalah bahwa tujuan bersama itu akan dapat dicapai dengan sukses apabila ada kerjasama yang baik dari para anggota. Apabila tidak disadari akan hal tersebut maka masing-masing anggota kelompok akan bergerak sendiri-sendiri, sehingga kelompok tersebut akan bubar atau mengalami disintegrasi.
Dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing dalam setiap anggota kelompok.



  1. Motivasi Dalam Kelompok Menurut Beberapa Tokoh

Motivasi atau dorongan yang membuat seseorang untuk masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok dari dalam diri individu tersebut maupun dari lingkungan individu.
Berikut adalah pendapat beberapa tokoh mengenai alasan orang memutuskan untuk masuk dalam keanggotaan sebuah kelompok.
·         Menurut Shaw orang sering kali masuk dalam kelompok karena alasan – alas an berikut; ketertarikan interpersonal, keanggotaan kelompok, efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok), tujuan kelompok dan Aktivitas kelompok
·         Menurut Robbins (1998) alas an orang untuk masu kedalam sebuah kelompok antara lain ialah; karena alas an keamanan, status tiap – tiap anggotanya, adanya penghargaan diri, pertalian antara tiap – tiap anggotanya, pencapaian tujuan yang sama antara tiap anggota, serta krena alasan kekuasaan.
·         Menurut Forsyth, alas an seseorang masuk dalam sebuah keanggotaan kelompok adalah; pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (merasa aman, cinta), kebutuhan akan informasi serta meningkatkan ketahanan yang adaptif.
·          Menurut Thedore M.Newcomb menunjukan motivasi dalam kelompok adalah:
  1. Pengamatan maksudnya adalah bahwa dalam setiap kelompok itu memiliki persepsi yang berbeda-beda dan nantinya akan di pecahkan bersama mencapai mufakat bersama yang demokratis.
  2. Pemikiran (Tough)
  3. Perasaan (Affect)
    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kelompok secara umum
·         1. Ciri-ciri pribadi individu ( individual characteristic )
2.
Tingkat dan jenis pekerjaan ( job characteristic )
3. Lingkungan ( environmental situations )


 B.  Peran Motivasi Anggota Kelompok
Menumbuhkan Motivasi dalam Peranan Anggota Kelompok:
  1. Membantu terbinannya suatu keakraban antaranggota kelompok.
  2. Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
  3. Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
  4. Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
  5. Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegitan kelompok.
  6. Mampu berkomunikasi secara terbuka.
  7. Berusaha membantu orang lain.
  8. Memberi kesemptan kepada anggota lainuntuk juga menjalankan peranannya.
  9. Menyadari pentingnya kegitan kelompok itu.


2. Tahapan Orang Masuk Kelompok
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam kelompok biasanya dilakukan sesuai dengan individunya. Dalam arti individunya ketika sedang berada dalam situasi kelompok yang nyaman, aman, tentram, dan lain-lain yang memang membuat kelompok tersebut menjadi unik.

Terdapat 4 tahapan dalam proses kelompok, diantaranya :
1.tahap forming
2.tahap storming
3.tahap norming
4.tahap performing

I. TAHAP FORMING
Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).

A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

B. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis. Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.
C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka
membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan
kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu
membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan
sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

D. Pandangan Pertukaran Sosial
Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. reward
2. cost
→ minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar-
besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).


II. TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK
Storming. Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.

Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok
yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.
Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri
• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional
Minor
2. Confrontation
• dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
• diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok) dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).
3. Esclation
• pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.
4. Deesclation
• berkurang atau menurunnya konflik
• anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat
Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan
mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi
- distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain
mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power
- integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win
win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan
individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan
dengan perilaku aktualnya

5. Conflict Resolution
• tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya

Penyebab konflik :
1. Interdepence
• tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑
Deutch (1949):
• pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong
• pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih
tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya
2. Influence stategies
• strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik
3. Misunderstanding dan misperception

III.TAHAP NORMING : PEMBENTUKAN STRUKTUR KELOMPOK
Norming. Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.

1. Peran (role)
Peran (role) merupakan perilaku yang biasanya ditampilkan orang sebagai
anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan perilaku
orang dalam posisi yang bervariasi dalam kelompok.

Perbedaan peran :
Task roles → tugas
Socioemotional roles → sosioemosi

Teori 3 dimensi peran :
a. dominance – submission
b. friendly – unfriendly
c. instrumentally controlled – emotionally eupressive

Konflik peran :
• interrole : konflik antara 2 atau lebih peran yang dijalani oleh 1 orang
• intrarole : konflik antara peran 1 orang dengan peran orang lain

2. Norma (norm)
Norma (norm) merupakan aturan-aturan yang menggambarkan tindakan-
tindakan yang seharusnya diambil oleh anggota kelompok.

3. Hubungan antar anggota
→ otoritas, hubungan ketertarikan, hubungan komunikasi

IV. TAHAP PERFORMING : BEKERJA BERSAMA DALAM KELOMPOK

Percobaan Norman Triplett (1897) tentang fasilitasi sosial yaitu situasi dimana
kehadiran orang lain akan meningkatkan kinerja seseorang.


A. Coaction Paradigm
→ beberapa orang melakukan tugas dan ditempat yang sama, tetapi tidak saling
berinteraksi, misalnya: ujian dikelas
B. Audience Paradigm (passive spectators)
→ kehadiran orang lain justru menghambat kinerja, misalnya: menghapal
pelajaran ditengah orang banyak

Penelitian Robert Zajonc:
Respon dominan
→ fasilitasi sosial yang ada meningkatkan kinerja seseorang, maka respon
dominan itu sesuai
Respon nondominan
→ fasilitasi sosial yang ada menurunkan kinerja seseorang, maka respon
dominan itu tidak sesuai

Penyebab fasilitasi sosial:
1. adanya dorongan
2. kekhawatiran akan penilaian (evaluasi) orang lain
3. distraksi (perhatian yang terpecah)

Performance Dalam K0065lompok yang Berinteraksi
Tipologi tugas dari Steiner didasarkan pada kombinasi antara:
- jenis-jenis tugas yang dapat dibagi
- jenis-jenis hasil yang diinginkan
- prosedur-prosedur individu dalam memberi masukan

Memprediksi Performance Kelompok Klasifikasi tugas penting karena:
• tipe tipe tugas yang berbeda memerlukan sumber daya yang berbeda
• jika anggota kelompok mempunyai sumberdaya tersebut maka akan sukses
Tipologi tugas menurut Steiner
1. Divisible : subtugas dapat dibagi-bagi kepada beberapa anggota
2. Unitary >< divisible : satu tugas hanya dikerjakan satu orang saja
3. Maximazing : yang diutamakan adalah produk atau kuantitas maksimal
4. Optimazing : yang terutama adalah kinerja atau kualitas optimum
5. Additive : adanya penambahan input individual untuk menghasilkan produk
kelompok
6.Compensatory : rata-rata penilaian individu untuk menghasilkan produk
kelompok
7. Disjunctive : kelompok harus mempunyai satu jawaban spesifik terhadap tipe
masalah ya atau tidak
8. Conjuctive : semua anggota harus melakukan tindakan yang spesifik sebelum
tugas selesai dengan sempurna
9. Discretionary : jika anggota bebas memilih, metode mana yang disukainya
dengan mengkombinasikan input individualnya

Meningkatkan performance kelompok:
1. Proses komunikasi
2. Proses perencanaan → strategi-strategi kinerja
3. Prosedur-prosedur khusus:
a. Brainstorming, terdapat 4 syarat utama:
• expressiveness : bebas mengekspresikan apa saja yang ada dalam benak kita
• nonevaluative : tidak ada pendapat yang baik atau buruk, semua pendapat berharga
• quantity : semakin banyak ide, semakin kreatif
• building : ide-ide yang disampaikan seperti puzzle (ide-ide tersebut masih kasar, harus disusun dulu)
b. Nominal Group Technique (NGT)
→ pemimpin memberikan permasalahan ke forum lalu ditulis di whiteboard. Setiap orang disuruh maju ke whiteboard untuk menuliskan gagasan lalu dipilih mana yang paling baik
c. Delphi Technique
→ pemimpin membuat kuesioner, anggota disuruh mengisi kuesioner tersebut. Setelah diisi dikembalikan ke pemimpin lalu diberi feedback, dikembalikan lagi ke anggota, demikian terus menerus sampai ditemukan solusi yang baik
d. Synectics (bahasa Yunani = bergabung bersamanya elemen- elemen yang berbeda dan nampaknya tidak relevan) → bentuk spesial dari brainstorming. Kita disuruh berpikir lebih kreatif, berpikir secara divergen, dapat memberikan ide bermacam- macam.
Ke empat tahapan termasuk termasuk ke dalam tahapan-tahapan proses dasar yang terjadi dalam kelompok. dimana setiap orang pasti memiliki tahapan proses yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya.
ada 2 tambahan tahapan dalam kelompok yaitu :
1.Mourning.
 Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Transforming.
Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.






















BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
           
Jenis-jenis kelompok dibedakan atas beberapa klasifikasi. Cara pengklasifikasian yang umum di capai ialah pengklasifikasian “ dua tipe “ atau “dua arah”, yang satu merupakan kebalikan dari yang lain. Dalam pengklasifikasian seperti itu dikenali adanya kelompok primer dan kelompok sekunder, kelompok sosial dan kelompok psikologikal, kelomppok terorganisasikan, dan kelompok tidak teorganisasikan, kelompok formal dan informal.
Motivasi Orang Masuk Kelompok Dalam kehidupannya, manusia dapat dipastikan tidak bisa lepas dari kehidupan kelompok. Manusia tidak mungkin hidup secara wajar dan normal tanpa adanya kehidupan kelompok yang menyertai kehidupannya. Mengapa seseorang itu masuk kelompok ? Manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk religius juga sebagai mahluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang lain.
Terdapat 4 tahapan dalam proses kelompok, diantaranya :
1.Tahap Forming
2.Tahap Storming
3.Tahap Norming
4.Tahap Performing dan ada 2 tambahan
1. Mourning
2. Transforming.

2. SARAN
Ciri utama kelompok teroganisasikan ialah adanya pemimpin yang mengatur dan memberi kemudahan dan mengawasi dijalankannya peranan masing-masing anggota. Pada kelompok ini secara ketat boleh dikatakan tidak ada fleksibilitas karena setiap anggota dituntut melakukan peranan yang telah ditetapkan.


DAFTAR PUSTAKA


Gerungan, W.A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.

Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Di sadur Melalui Internet :
Sumber : http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:bUz3nnLjyqcJ:klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9085/Handout%2BPsikologi%2BKelompok.pdf.pdf+ketertarikan+interpersonal&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid
psikologi kelompok/devi woro pramesti/10508056


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan anda dan kritik anda sangat berarti demi kemajuan saya terimakasih atas saran-saran dari anda semua semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua.... Amiin