PEMBAHASAN
MANUSIA DAN CINTA KASIH
Cinta Kasih
Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang
didukung oleh unsur karsa ,dipertimbangkan oleh akal yang menimbulkan suatu
tanggung jawab ,yang perwujudan nya dapat berupa tingkah laku. Cinta kasi yang
disertai dengan tanggung jawab dapat menciptakan keserasian, keseimbangan, dan
kedamaian antara kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan Tuhan.
Prilaku cinta kasih dapat muncul dalam
bentuk : kemesraan, belas kasihan, kasih sayang atau pengabdian. Cinta kasih
tidak dapat diartikan sebagai hubungan asamara yang biasanya diwarnai oleh
nafsu, tetapi cinta kasih haruslah
dilihat sebagai ikatan hati nurani yang suci terhadap sesuatu secara
bertanggung jawab. Cinta kasih adalah anugrah Tuhan, karena cinta kasih
akan memperhalus rasa, memperhalus budi, dan memperhalus tindakan. Karena rasa
cinta kasih bukan dimunculkan oleh nafsu, maka ia bersifat sakral. Cerminan
dari manusia yang telah memiliki cinta kasih adalah rasa sayang atas sesama
manusia, rasa sayang atas makhluk-makhluk ciptaan Allah, dan rasa patuh atas
semua perintah Allah dan menjauhi larangan nya. Jenis-jenis hubungan cinta
kasih bisa diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Cinta Kasih Orang Tua terhadap Anak
Secara fitrah, orang tua selalu
meginginkan anak nya menjadi orang yang utama menurut kadar pandanga hidupnya
masing-masing. Bahkan seorang ” Edy Tanzil ”
( koruptor ) tidak akan suka anak nya menjadi
pencuri, atau seorang ” Robot Gedeg ” (penjahat) pun tidak suka menjadi
pembunuh dan pelaku sodomi. Ada pepatah ” kasih anak terhadap orang tua
sepanjang galah ,kasih ibu sepanjang jalan”. Pepatah tersebut mengkiaskan
perbandingan kasih antara anak dan orang tua yang tidak sebanding. Walaupun
kebenaran pepatah tersebut tidak mutlak, karena ada kalanya orang tua tega
membunuh anak nya atau ada deviasi cinta kasih orang tua terhadap anak nya,
namun secara umum pepatah tersebut dapat diterima.
Anak
hendak nya membalas kasih sayang tersebut dengan memenuhi harapan-harapan orang
tua. Di dalam islam disebutkan bahwa karena kasih sayang orang tua tiad abatas
terhadap anak nya, maka anak tidak boleh berkata ” keras” lebih-lebih membentak
kepada orang tua, bahkan digambarkan bahwa ” Ridho Allah sama dengan Ridho
kedua orang tua, dan kemurkaan Allah adalah sama dengan kemurkaan kedua orang
tuanya ”.
Cinta
kasih ” ibu” dilambangkan sebagai cinta kasih yang sangat tulus, bagi setia
bangsa. Bahkan di dalam agama islam, disebutkan bahwa ” surga dibawah telapak
kaki ibu ”. Hal ini menunjukkan bahwa cinta kasih orang tua tidak boleh dilupakan
begitu saja oleh anak, dan harus disambut dengan budi dan perlakuan yang sangat
baik kepada orang tua, dengan cara menghormatinya.
Secara
rasional cinta kasih anak lebih besar jika dibandinngkan orang tua terhadap
anak nya, karena seorang anak hanya memiliki 1 ayah dan 1 ibu, sehingga cinta
anak terhadap ayah dan ibu nya 100 % , mutlak atau utuh dan tidak terbagi-bagi,
sebalik nya cinta orang tua akan terbagi-bagi pada anak-anak nya. Jika orang
tua memiliki 3 orang anak, maka masing-masing anak akan mendapatkan cinta kasih
sepertiga dari orang tua nya. Di Indonesia rasio seperti ini tidak berlaku,
karena kenyataan menunjukkan bahwa rata-rata cinta kasih orang tua jauh lebih
besar bila dibandingkan dengan cinta kasih anak terhadap nya. Bentuk rasional tentang
kecintaan anak lebih besar dari orang tua tidak bisa diterima. Hal ini wajar
saja, karena masalah cinta kasih tidak bisa didekati dengan ” rasio ” , tetapi
harus dengan ” rasa”.
B. Cinta Kasih Antara Pria-Wanita
Dalam
sebuah riwayat dinyatakan bahwa kejidian bahwa wanita pertama yakni ” Siti Hawa ” diciptakan dari tulang rusuk
” Adam” , maka apabila terjadi seorang pria yang jatuh cinta yang berupaya
mendekati seorang wanita, jangan disalah kan karena sebenarnya ia baru dalam
proses mencari tulang rusuk nya yang hilang.
Cinta
kasih antara pria dan wanita, adalah titik awal yang terjadi sebuah unit
masyarakat yang paling kecil yang disebut ”keluarga” . Cinta antara pria dan
wanita adalah kodrat alam, yang sifat nya sagat fitnah.
Seorang
filsuf Rusia, Salovjev menyatakan ” bila seorang pemuda jatuh cinta kepada
seorang gadis secara bersungguh-sungguh, maka dia terlempar dari cintanya
terhadap dirinya sendiri, dan ia mulai hidup utuk orang lain”. Dari pernyataan
filsuf tersebut bisa ditarik benang merah bahwa sebenarnya cinta-kasih yang
murni selalu disertai tanggung jawab, pengorbanan terhadap orang yang dicintai,
dan bahkan mengorbankan kepentingan nya sendiri ,sehingga bisa dikatakan bahwa
cinta kasih memang sangat tidak rasional.
Dalam
membina cinta untuk menuju cita-bahagia hendaklah bersendikan atas saling :
- mengasihi
- menyayangi
- tulus-ikhlas
- percaya
- pengertian
- jujur
- tanggung jawab
- rela berkorban
- terbuka.
Ke-9 unsur tersebut adalah landasan utama
terbentuknya suatu mahligai keluarga yang menuju ke pilar-pilar keharmonisan
dan kebahagiaan. Di dalam ajaran islam untuk menuju ke keluarga yang sakinah.
Cinta haruslah dimulai dengan melihat ketaqwaan nya terlebih dahulu. Hal ini
menunjukkan bahwa perilaku adalah penilaian pertama di dalam memilih pasangan
hidup, atau penilaian rohaniah dinomorsatukan. Skala prioritas selanjutnya
adalah penilaian jasmaniah yakni kecantikan atau ketampanan wajah sebagai toalk
ukur kecocokan biologis. Penilaian berikut nya yang jenjang skala nya sama
denagn wajah adalah ”keturunan”. Seorang pemuda dan pemudi yang ingin memilih
pasangan hidup perlu menilai calo tersebut keturuna siapa ,karena sedikit atau
banyak didikan orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku anak. Penilaian
ini sebenarnya sudah menjurus pada penilaian sosial dalam skala yang palig
kecil, yakni keluarga. Pilihan selanjutnya baru jatuh pada ”harta”, karena
hidup berumah tangga tidak hanya bisa dijalankan dengan cinta, berumah tangga
memerlukan sarana-prasarana. Penilaian jumlah kekayaan yang dimiliki adalah
penilaian ekonomi, yang dampaknya juga akan berakibat perilaku hubunngan
sosial. Dengan demikian ajaran ini sangat cocok sebagai pedoman dasar atau
dasar acuan dalam membangun rumah tangga.
C. Cinta Kasih antara Sesama Manusia
Cinta
kasih atas sesama manusia didasari oleh perasaan ” welas asih ”, atau balas
kasihan. Belas kasihan muncul karena di dalam lubuk hati jiwa manusia terdapat
suatu dorongan ikut merasakan kesusahan atau penderitaan orang lain.
Cinta
kasih yang dilandasi persaan ”welas asih” merupakan dasar dalam menciptakan
rasa hormat menghormati, kebersamaan, dan pendamaian.
Cinta
kasih yang ”dewasa” bukan berarti mengabulkan segala permintaan orang lain,
atau selalu membuat senang orang lain dengan puji-pujian, tetapi harus
diletakkan dalam rangka mendidik orang tersebut agar mampu mandiri, menyadari
kedudukannya, menyadari kekurangannya, sehingga berbuat yang baik sesuai kadar
kemampuannya. Bagaimana mewujudkan cinta kasih tersebut dalam masyarakat hendaknya
dilakukan secara bijaksana dan dengan cara yang baik ( bil hikmah wal maungidhatil hasanah ).
Perkembangan
seorang anak yang normal (dalam psikologi) akan sampai pada usia yang disebut
dengan ” morale age” , antara 3-5
tahun. Phase tersebut yakni tahun-tahun dimana seoranga anak telah mengenal
secara naluriah bahwa berbohong, mencuri, telanjang dimuka orang lain.
Perbuatan tercela atau perbuatan yang tidak sopan. Dengan demikian apabila
setelah dewasa perkembangan moral anak tidak meningkat tetapi bahkan menurun sehingga
melakukan perbuatan seperti : minum-minman keras, vandalisme, deviasi seksual,
sadisme, mencuri, bertelanjang, di depan umum dan sebagainya, maka orang
tersebut mundur derajat nya menjadi di bawah bayi (pra-moral) yang masih instictive,
dan bahkan menjadi di bawah derajad manusia atau bahkan dibawah derajad
binatang.
Hubungan
antara manusia dengan manusia lainnnya harus senantiasa diletakkan dalam
kesadaran moralnya ( moral consiousness
). Konsekuensi logis dari kesadaran moral ini ialah bahwa dengan kesadaran
seseorang dapat :
- tergugah untuk berbuat baik ,tolong menolong, cinta tanah air ,
- tergugah ”rasa” kemanusiaannya, ”rasa” persaudaraannya, ”rasa” ingin berkorban bagi kepentingan orang lain, ” rasa ” mau berbuat kebajikan.
- Membangkitkan ”rasa” introspeksi retropeksi, menganggap diri serba kekurangan ,penuh dosa dan sebagainya.
Cinta kasih sesama manusia adalah
merupakan dasar-dasar timbulnya suatu aturan, hukum, adat, mores, dan seluruh
peradaban di masyarakat. Dengan pemahaman dan penghayatan cinta kasih sesama
manusia yang mendalam akan menghapuskan pertentangan, permusuhan, perkelahian, pembunuhan
dan peperangan.
Cinta kasih sesama manusia akan
mengekalkan rasa persahabatan ,persaudaraan, dan demokrasi. Cinta kasih sesama
manusia juga akan menumbuhsuburkan penghargaan atas hak-hak manusia,
melenyapkan dominasi rasa kesukuan, primordialisme, dan nepotisme. Islam
mengajarkan bahwa belum sempurna iman seseorang apabila dia belum bisa
mencintai saudaranya yang sesama muslim, melebihi cintanya terhadap diri
sendiri.
D. Cinta Kasih antara Manusia dengan Tuhan
Manusia
adalah ” home religious” atau makhluk
yang yang ber-Tuhan. Dengan demikian kecintaan manusia terhadap Tuhan
sebenarnya adalah “ hakekat cintanya terhadap dirinya sendiri “. Dengan mencintai terhadap Tuhan, maka manusia akan
berbuat sesuai dengan perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Dengan harapan agar dirinya mendapatkan keidupan yang baik di dunia dan
kebaikan di akhirat.
Kehidupan
di akhirat adalah kehidupan yang baka atau kehidupan yana kekal, sedangkan
kehidupan di dunia hanya bersifat sementara ,dengan demikian manusia harus
lebih memusatkan perhatiannya kepada kehidupan yang kekal dengan baik.
Sebaik-baik bekal untuk mempersiapka diri pada kehidupan yang kekal adalah ”
taqwa”. Dengan menjauhi larangan nya dan mengikuti segala perintah nya berarti
mencintai Tuhan. Dan dengan mencintai Tuhan berarti mencintai dirinya, karena
ia akan mendapatkan 2 kebaikan hidup sekaligus, yakni kebaikan hidup di dunia
dan kebaikan hidup di akhirat atau ” fi
dunya hasanah dan fil akhirati hasanah ” .
Orang-orang
yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa selalu merasa dirinya dilindungi oleh
Tuhan dalam segala sesuatu selain kekuasaan Tuhan. Dengan demikian akan selalu
berani karena benar dan takut karena salah. Kepercayaan setiap manusia terhadap
Tuhan-Nya tidaklah sama, tergantung pada prkembangan pemikiran dan peradapan
manusia tersebut.
KESIMPULAN
Dari berbagai materi yang telah diutarakan
diatas bahwa cinta kasih adalah perasaan yang di dukung oleh unsur karsa,
dipertimbangkan oleh akal yang menimbulkan tanggungjawab yang perwujudannya
dapat berupa tingkahlaku.
Cinta kasih yang disertai dengan
tanggungjawab dapat diciptakan keserasian, keseimbagan, dan kedamaian antara kehidupan manusia dengan
manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.
Dimana cinta kasih itu ternyata dibagi
menjadi empat macam atau empat bentuk
cinta kasih terhadap manusia yaitu:
1. Cinta Kasih Orang Tua terhadap Anak,
2. Cinta Kasih antara Pria-Wanita,
3. Cinta Kasih antara Sesama Manusia, dan
4. Cinta Kasih antara Manusia dengan
Tuhan.
Yang mana manusia dan cinta kasih empat
macam tersebut pada hakikatnya manusia sebagai pribadi masuk kedalam dimensi
psikologis. Dimensi psikologis mengenai
teori-teori persuasi sudah lama digunakan konsepsi psiko-analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Mursitho, Joko. (1996). Ilmu Budaya
Dasar : Manusia dan Cinta Kasih.
Metro : Universitas Muhammadiyah Metro.
Bound, Raymond. (1991). Theoris of Social Change, Polity Press:
Cambrige in
Association
with Basil Blackwell, Oxord.
Bakker, Anton. (1986). Metode-Metode
Filsafat. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan anda dan kritik anda sangat berarti demi kemajuan saya terimakasih atas saran-saran dari anda semua semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua.... Amiin