BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG MASALAH
Setiap
kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas
pendekatan/desain penelitian apa yang akan diterapkan, hal ini dimaksudkan agar
penelitian tersebut dapat benar-benar mempunyai landasan kokoh dilihat dari
sudut metodologi penelitian, disamping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui
pendekatan yang diterapkan.
Obyek dan
masalah penelitian memang mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan mengenai pendekatan,
desain ataupun metode penelitian yang akan diterapkan. Tidak semua obyek dan
masalah penelitian bisa didekati dengan pendekatan tunggal, sehingga diperlukan
pemahaman pendekatan lain yang berbeda agar begitu obyek dan masalah yang akan
diteliti tidak pas atau kurang sempurna dengan satu pendekatan maka pendekatan
lain dapat digunakan, atau bahkan mungkin menggabungkannya.
Secara
umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang cukup
dominan adalah paradigma penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dari segi peristilahan para akhli nampak
menggunakan istilah atau penamaan yang berbeda-beda meskipun mengacu pada hal
yang sama, untuk itu guna menghindari kekaburan dalam memahami kedua pendekatan
ini, berikut akan dikemukakan penamaan
yang dipakai para akhli dalam penyebutan kedua istilah
tersebut seperti terlihat dalam tabel 1
berikut ini :
Tabel 1.
Quantitative and Qualitative Research : Alternative
Labels
Quantitative
|
Qualitative
|
Authors
|
Rasionallistic
|
Naturalistic
|
Guba
&Lincoln (1982)
|
Inquiry
from the Outside
|
Inquiry
from the inside
|
Evered
& Louis (1981)
|
functionalist
|
Interpretative
|
Burrel
& Morgan (1979)
|
Positivist
|
Constructivist
|
Guba
(1990)
|
Positivist
|
Naturalistic-ethnographic
|
Hoshmand (1989)
|
Sumber : Julia Brannen (Ed): 1992 : 58)
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari metode penelitian kualitatif ?
2.
Bagaimanakah cara menganalisis penelitian kualitatif ?
3.
Bagaimana cara mengambil sample dan populasi kualitatif ?
4.
Apa saja metode penelitian kualitatif ?
5.
Bagaimana cara mencari masalah dan contoh judul
penelitian kulitatif ?
C. Tujuan masalah
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah penelitian pendidikan.
2.
Untuk mengetahui pengertian dari metode penilitaian
kualitatif.
3.
Untuk mengetahui cara menganalisis penelitian kualitatif.
4.
Untuk mengetahui metode-metode penelitian kualitatif.
5.
Dapat mengetahui cara mencari masalah dan contoh judul
penelitian kulitatif.
D. Manfaat
penulisan
1. Terpenuhinya
salah satu tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan.
2. Dijadikan
sarana dalam proses belajar membuat karya ilmiah.
3. Bertambahnya
wawasan mengenai pembahasan Penelitian Kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
PENELITIAN KUALITATIF
(QUALITATIF
RESEARCH)
A. Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang penting dari sifat suatu
barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa
kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang
dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Jangan
sampai sesuatu yang berharga tersebut berlalu bersama waktu tanpa meninggalkan
manfaat. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya
terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan.
Metode penelitian kualitatif
dinamakan sebagai metode baru, kerena popularitasnya belum lama, dinamakan
metode postpositivistik karena dilandaskan pada filsafat postpositivisme.
Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih
bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretivekarena
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap dat yang
ditemukan di lapangan. Untuk selanjutnya dalam metode itu disebut metode kuantitatif dan kualitatif. Metode
penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meleliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitan,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang
realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit,
teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada
umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses
penelitian bersift deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan
kosep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut
selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data
digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau
inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau
tidak. Penelitian random, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan
pada populasi yang mana sampel tersebut diambil.
Metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi,
karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga
disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas
sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, komplek, dinamis, penuh makna, dan
hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada
obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya,
tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi
dimanika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah
orang atau human instrumen, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi
instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,
sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi
sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti,
maka teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai
teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan
bersifat induktif berdasarka fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan
kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarya, data yang pasti yang merupakan suatu
nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif transferability.
Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperiment)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pegumpulan data dilakukan secara trangulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Suatu penelitian kualitatif
dieksplorasi dan diperdalam dari suatu fenomena sosial atau suatu lingkungan
sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Setting sosial ini
dapat di gambarkan sebagai berikut.
waktu tempat
pelaku
kejadian
Gambar 2.1 Sosial Setting
Mengartikan gambar tersebut, secara sederhana
dapat dinyatakan bahwa melakukan penelitian kualitatif adalah mengembangkan
pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang
terlibat dalam kejadian tersebut, kapan kejadiannya, dan dimana tempat
kejadiannya. Untuk mendapatkan hasil penelitian kualitatif yang tepercaya masih
dibutuhkan beberapa persyaratan yang harus diikuti sebagai suatu pendekatan
kualitatif, mulai dari syarat data, cara/teknik pencarian, pengolahan dan
analisisnya.
Penelitian
kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomene-fenomena yang
tidak dapat dikuantifikasikan yang bersikap deskriptif seperti proses suatu
langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep
yang beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya,
tata cara suatu budaya, model fisik atau artifak dan lain sebagainya. Berg
(2007:3) menyatakan dalam definisinya bahwa : “Qualitative Research (QR) thus
refers to the meaning, consepts, definitions, , characteristics, methapors,
simbols, and descriptians of things”. Pendekatan kualitatif cenderung mengarah
pada penelitian yang bersifat naturalistik fenomenologis dan penelitian
etnografi. Karenanya , sering kali penelitian kualitatif dipertukarkan dengan
penelitian naturalistik atau naturalistic inquiry dan etnografi dalam
antropologi kognitif (Mulyana, 2003).
Denzim dan Lincoln ( Moleong, 2007 :
5 ), penellitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas
yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri.
Creswell (1998) mengemukakan
“qualitaive research is an inquiry procces of understanding based on distinct
methological traditions of inqury that explore social or human problem. The
researcher builds a complex, holistic pictire, analyzes words, reports detailed
views of informants, and conducts the study in natural setting. Penelitian
kualitatif adalah suatu proses inquiry tentang pemahaman berdasar pada
tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu
masalah sosial atau manusia. Peneliti membangun suatu kompleks, gambar
holistik, meneliti kata-kata, laporan-laporan memerinci pandangan-pandangan
dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.
Sutau penelitian kualitatif
dirancang agar hasil penelitiannya memliki kontribusi terhadap teori. Apa yang
diangkat dari fenomena yang terjadi menjadi bahan bagi ilmuwan untuk menjadi
bahan penyusunan teori baru. Misalnya, banyak orang belum tahu bagaimana konsep
visionary leadership di Sekolah lalu peneliti mengeksplorasi suatu sekolah yang
dianggap orang dan diakui pemerintah sebagai sekolah yang memiliki kepemimpinan
yang kuat dan berorientasi masa depan. Diperolehlah beberapa pengetahuan baru
tentang konsep visionary leadership hasil praktik terbaik di lapangan yang akan
diangkat menjadi suatu teori baru kepemimpinan.
Dalam praktik pendidikan masih
terdapat konsep-konsep atau aturan-aturan baru yang belum sepenuhnya dipahami
para praktisi, dan peneliti mencoba mengurai kembali konsep-konsep yanng masih
abstrak tersebut dan menbangun suatu paradigma baru yang lebih tersusun secara
rinci teknik operasionalisasinya, strategi, kebijakan, generalisasi, konsep,
dan teori. Misalnya tentang kebijakan pembiayaan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan Permendiknas No 47/48 tahun 2008.
Penelitian kualitatif juga sering
kali digunakan untuk maksud merevisi dan transformasi sejarah, mengurangi
ketidaktahuan akan sejarah, termasuk juga pengalaman dari kelompok etnik dan
ras, tingkatan sosial serta gender.
Suatu contoh penelitian kualitatif
yang dapat dipelajari dari judul-judul penelitian ini :
1.
Pengembangan model
pembaharuan pendidikan melalui penerapan ICT pada Kantor Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat;
2.
Meningkatkan
kualitas kinerja personil melalui aplikasi valuebased leadership yang dilakukan
Pemda Kabupaten Purwakarta;
3.
Merancang master
plan pendidikan berwawasan kewilayahan kabupaten Bandung;
4.
Mengembangkan
model instrumentasi penilaian kinerja kepala sekolah;
5.
Membangu budaya
sekolah efektif pada sekolah-sekolah SBI di Kota Bandung;
6.
Studi kebijakan
School Based Management pada SMAN 3 Bandung;
Penellitian kualitatif adalah suatu
pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan
mendeskripsikan kenyataan secara benar, di bentuk oleh kata-kata berdasarkan
teknik pengumpulan dan analisis data yang relavan yang diperoleh dari situasi
yang alamiah.
Dengan demikian, penelitian
kualitatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi deskripsi
tersebut hasil dari pengumpulan data yang sohih yang dipersyaratkan kualitatif
yaitu wawancara mendalam, obsevasi partisipasi, studi dokumen, dan dengan
melakukan triangulasi. Juga deskripsinya berdasakan analisis data yang sohih
juga mulai dari displey datanya, reduksi data, refleksi data, kajian emic dan
etik terhadap data dan sampai pada pengambilan kesimpulan yang harus memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi berdasarkan ukuran dependability, Credibility,
Transferability, dan confirmability.
B. MASALAH, FOKUS JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
- Masalah Dalam Penelitian Kualitatif
Setiap
penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari
masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam
penelitian kuantitatif dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam
penelitian kuantitatif, “masalah” yang akan di pecahkanmelalui penelitian harus
jelas, spesifik, dan di anggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian
kualitatif “masalah” yang di bawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan
gelap komplek dan dinamis. Oleh karena itu, “masala” dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau bersanti
setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam
penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang
dibawa oleh peneliti dalam penelitian. yang pertama masalah yang dibawa
peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan
demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua
“masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian tidak
terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup disempurnakan. yang
ketiga “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total,
sehingga harus “ganti” masalah. Dengan demikan judul proposal dengan judul
penelitian tidak sama dengan judulnya duganti. Dalam institusi tertentu, judul
yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrsi. Oleh karena itu
institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan
karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti
kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki
lapangan penelitian atau setelah selesai merupakan peneliti kualitatif yang
lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang telah difikirkan
sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan
mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang
diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah kelapangan dalam penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut :
Masalah sebelum Masalah
setelah peneliti
peneliti masuk lapangan masuk
lapangan
Gambar.1.1 Kemungkinan
masalah sebelum dan sesuadah peneliti
memasuki lapangan.
Terdapat erbedaan
antara masalah dan rumusan masalah. seperti telah dikemukakan bahwa, masalah
adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi.
sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan
masalah yang harus, dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan
penelitian, sebaiknya masalah tersebut perlu ditunjukan dengan data. Misalnya
ada masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu ditunjukan data
kualitas SDM tersebut, melalui Humen
Development Index misalnya. Masalah kemiskinan perlu ditunjukan data
tentang jumlah penduduk yang miskin, masalah korupsi perlu dtunjukan jumlah
koruptor, dst.
Data tentang masalah bisa berasal
dari dokumentasi hasl penelitian, pengawasa, evaluasi, pengamatan pendahuluan,
dan pernyataan orang-orang yang dipercaya.
- Fokus Penelitian
Salah
satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa gejala
dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan
gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menentukan variabel-variabel yang
akan diteliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat
holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti
kualitatif tidak akan menetapakan penelitiannya hanya berdasarkan variabel
penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek
tempat (place), pelaku (actor) dan akivitas (activiti) yang berinteraksi secara
sinergis.
Karena
terlalu luasnya maslah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan
membatasi penelitian dala satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam
penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah dalam
penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang
masih bersifat umum. Batasan masalah dan fokus dapat digambarkan seperi gambar
1.2 a dan 1.3 b berikut.
Obyek penelitian
12 variabel
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
Dibatasi menjadi dua
A dan E
A
|
E
|
Gambar 1.2 a. Penelitian kuantitatif, membuat pembatasan
masalah
Pembatasan
dalam penelitian kuantitatif lebih
didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang akan
dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Suatu
masalah dikatakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan melalui
penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen
(mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan melalui penelitian,
maka akan kehilangan berbagai kesempatan mengatasi. Masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai
sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut
penting, urgen, feasible, maka perlu dilakukan melalui analisis masalah.
Aktivitas
(At)
Orang/Aktor (A) Tempat (P)
Situasi sosial dikategorikan menjadi KS1, KS2, KS3
Penelitian memfokuskan pada Situasi Sosial 2
|
|||
|
|
Dalam mempertajam penelitian,
peneliti kualitatif menetapkan fokus. Spradley menyatahkan bahwa “ A focused
refer to a single culcural domain or a few related domains” maksudnya adalah
bahwa, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait
dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam
proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh
dari situasi sosial (lapangan).
Kebaruan
informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam
tentang situasi sosal, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau
ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang sebenarnya dalam
penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour
observatian dan grand tour question atau yang disebut dengan penjajahan umum.
Dari penjajahan umum ini penliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang
masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara
lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.
Spradley dalam Sanapiah Faisal
(1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus, yaitu :
- Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
- Menetaokan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
- Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
- Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada
- Bentuk Rumusan Masalah
Berdasarkan lefel of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat
tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatifdan
assosiatif.
- Rumusam masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan masalah.
- Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
- Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif dibagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait
dengan variabel penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian sangat
spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan
landasan teori, hipotesis, instrumen, dan teknik analisis data.
Dalam penelitian kualitatif seperti
yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau
situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti
kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan
penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang
kompleks dalam kaitannay dengan aspek-aspek lain (in context). Peneliti yang
menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan
belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah yang akan
ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan data.
Proses seperti ini disebut “emergent
design” (Lincoln dan Guba, 1985:102).
Dalam penelitian kualitatif,
pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional dari
suatu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuska dengan
maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi sosial yang terjadi, dan
kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.
Berikut ini diberikan contoh rumusan masalah dalam
proposal penelitian kualitatif tentang
suatu peristiwa.
- Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi sosial atau setting tertentu? (rumusan masalah deskriptif)
- Apakah makna peristiwa itu bagi orang-orang yang ada pada setting itu ? (rumusan masalah deskriptif)
- Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola-pola organisasi sosial tertentu? (rumusan masalah assosiatif /hubungan yang akan menemukan pola organisasi suatu kejadian)
- Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam situas osial yang sama atau situasi sosial yang lain (rumusan masalah assosiatif)
- Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain (rumusan masalah komparatif)
- Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang belum ada sebelumnya ?
Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan
- Bagaimana gambaran rakyat miskin di situasi sosial atau setting tertentu ? (rumusan masalah deskriptif)
- Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi sosial tersebut ? (rumusan masalah deskriptif)
- Bagaimana upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi kebutuhan sehari-hari? (rumusan masalah deskriptif)
- Bagaimana pola terbentuknya mereka menjadi miskin? (rumusan masalah assosiatif reciprocal)
- Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga dengan yang lain berbeda (masalah komparatif)
- Adakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?
Contoh 3 Rumusan masalah tentang manajemen
- Apakah pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi itu tentang arti dan makna manajemen? (masalah deskriptif)
- Bagaimana iklim kerja atau suasana kerja pada organisasi tersebut? (masalah deskriptif)
- Bagaimana pola perencanaan yang digunakan dalam organisasi itu, baik perencanaan strategis maupun taktis/tahunan (masalah deskriptif)
- Bagaimana model penempatan orang-orang untuk menduduki posisi dalam organisasi itu (masalah deskriptif)
- Bagaimana model koordinasi, kepemimpinan, dan supervisi yang dijalankan dalam organisasi itu? (masalah assosiatif )
- Bagaimana pola penyusunan anggaran pendapatan dan belanja organisasi itu? (masalah assosiatif )
- Bagaimana pola pengawasan dan pengendalian yang dilakukan dalam organisasi tersebut? (masalah deskriptif)
- Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain yang sejenis (masalah komparatif)
- Judul Penelitian Kualitatif
Judul dalam
penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan
mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian
kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang
akan diteliti, teori yang digunakan, instrumen penelitian yang dikembangankan,
teknik analisis data, serta kesimpulan.
Dalam penelitian kualitatif, karena
masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat semetara, dan bersifat
holistik (menyeluruh), maka judul dalam penelitian yang dirumuskan dirumuskan
dalam proposal jug masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah
memasuki lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru
berubah, atau mungkin diganti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah,
berarti peneliti belum mamapu menjelajah secara mendalam terhadap situasi
sosial yang diteliti sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan
mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti (situasi sosial = objek yang
diteliti)
Judul penelitian kualitatif tentu
saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi
lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas
dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori. Berikut ini diberikan
beberapa contoh judul penelitian kualitatif :
- Pengembangan Model Perencanaan yang efektif, di Era Otonomi Daerah
- Organisasi Pemerintah yang Efektif dan Efisien pada Era Otonomi Daerah
- Membangun Iklim Kerja yang Kondusif
- Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya
- Pengembangan Sistem Pengawasan yang Efektif
- Makna Menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi Masyarakat
- Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
- Pengembangan Body Language yang Menarik Bagi Konsumen Masyarakat Yogyakarta
- Strategi Hidup Masyarakat yang Tanah dan Rumahnya Tergusur
- Manajemen Keluarga Petani dalam Menyekolahkan Anak-anaknya
- Model Belajar Anak yang Berprestasi
- Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
- Makna Upacara-upacara Tradisional Bagi Masyarakat Tertentu
- Pola Perkembangan Karier Bagi Orang-orang Sukses
- Makna Gotongroyong Bagi Masyarakat Modern
- Mengapa SDM Masyarakat Indonesia Tidak Berkualitas?
- Mengapa Korupsi Sulit Diberantas di Indonesia
- Menelusuri Pola Supply and Demand Narkoba
- Makna Sakit Bagi Pasien
- Pola Manajemen Pedagang yang diduga punya “Pesugihan”
- Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
- Mengapa Para Pemimpin Indonesia Gagal Membangun Bangsa
- Mengadili Koruptor dengan Pendekatan Ilmiah
- Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
- Model Pengmbangan SDM Bangsa dalam Upaya Mencapai Keunggulan Kompetitif
- Teori Dalam Penelitian Kualitatif
Semua penelitian
bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam
penelitian kualitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori
disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen
penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kualitatif
harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Dalam penelitian kualitatif, kaena
permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori
yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat semetara, dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam
kaitannya dengan teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji
hipotesis atau teori, sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan
teori.
Dalam penelitian kuantitatif jumlah
teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan
dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus
dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan
dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih
profesional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih
luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik. Teori bagi peneliti
kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa emahami konteks sosial
secara lebih luas dan mendalam. Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk
menguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam melaksanakannya penelitian
kualitatif, penelii kualitatif harus mampu melepaskan teori yang dimiliki
tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk wawancara dan observasi.
Peneliti kualitatif dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang
diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. peneliti
kualitatif harus bersifat “perspektif
emic” artinya memperoleh data bukan “sebagai mana seharusnya”, bukan
berdasarkan apa yang difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana
adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dikirkan oleh
pertisipan/sumber data.
Oleh karena itu peneliti kualitatif
jauh lebih sulit dari peneliti kuantitatif, karena peneliti kuaitatif harus
berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrumen” yang baik.
Dalam hal ini Borg and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative research is much
more difficult to do well than quantitative research because the data collected
are usually subjective and the main measurement tool for colecting data is the
investigator himself”. Penelitian kualitatif lebih sulit bila dibandingakan
dengan penelitian kuantitatif, karena data yang terkumpul bersifat subjektif
dan instrumen sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.
Untuk dapat menjadi instrumen
penelitian yang baik, peneliti kualitatif di tuntut untuk memiliki wawasan yang
luas, baik wawasan teoritismaupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial
yang diteliti yang berupa nilai, budaya, keyakinan, hukum, dat istiadat yang
terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bila peneliti tidak
memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan sulit membuka pertanyaan kepada
sumber data, sulit memahami yang terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis
secara induktif terhadap data yang diperoleh. Sebagai contog seorang peneliti
bidang menejemen akan merasa sulit untuk mendapatkan data tentang kesehatan,
karena untuk bertanya pada bidang kesehatan sajanakan mengalami kesulitan.
Demikian juga peneliti yang berlatarbelakang pendidikan, akan sulit untuk
bertanya dan memahami bidang antropologi.
Peneliti kualitatif dituntut mampu
mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam
proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti
memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih
permasalah tersebut bersifat smentara. Olek karena itu landasan teori yang
dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti kualitatif
justu dituntut untu melakukan grounded research, yaitu menemukan teori
berdasarkan data yang diperoleh dilapangan atau situasi sosial.
C. Alur Berfikir dan Langkah-Langkah Penelitian
Kualitatif
ALUR
BERFIKIR PENELITIAN
Gambar 2.2 : Analisis data kualitatif
sumber: Miles & Huberman (1992 : 20)
Gambar
2.2 memperlihatkan langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian
kualitatif, antara lain :
- Tahap pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan mulai melakukan pengumpulan data penelitian.
- Tahap reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.
- Tahap penyajian data yaitu penyajian informasi untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
- Tahap penarikan kesimpulan/ verifikasi yaitu penarikan kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
D. POPULASI DAN SAMPEL
A.PENGERTIAN
Terdapat
perbedaan yang mendasar dalam pengertian antara pengertian
“Populasi dan
sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.dalam penelitian
kuantitatif,populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.sedangkan sampel
adalah sebagian dari populasi itu.populasi itu misalnya penduduk di wilayah
tertentu,jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dsb.
Dalam
penelitian kualitatif sebenarnya tidak menggunakan istilah populasi,tetapi oleh
Spradley dinamakan “social situation”atau situasi sosial yang terdiri
atas tiga elemen yaitu: tempat (place),pelaku (actors),dan
aktifitas (actifity) yang berinteraksi secara sinergis.situasi sosial
tersebut,dapat dirumah berikut keluarga dan aktifitasnya.atau orang-orang di
sudut-sudut jalan yang sedang ngobrol,atau ditempat kerja,kota,desa,atau
wilayah suatu negara.situasi sosial tersebut,dapat dinyatakan sebagai obyek
penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya.pada situasi
sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam
aktivitas (activity),orang-orng (actors) yang ada pada tempat (place)
tertentu.situasi sosiaol seperti ditunjukkan pada gambar.
Place/tempat
Actor/orang activity/aktivitas
Tetapi sebenarnya,obyek penelitian
kulitatif juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas tiga
elemen tersebut,tetapi juga bisa berupa peristiwa
alam,tumbuh-tumbuhan,binatang,kendaraan,dsb.seorang peneliti yang mengamati
secara mendalam tentang perkembangan tumbuh-tumbuhan tertentu,kinerja
mesin,menelusuri rusaknya alam,adalah merupakan proses penelitian kualitatif.
Dalam kualitatif tidak menggunakan
populasi,karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada
pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke
populasi tetapi ditransferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki
kesamaan dengan situsi sosial pada kasus yang dipelajari.sampel dalam
penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden,tetapi sebagai nara sumber,atau partisipan,informan,teman dan guru
pada penelitian.sampel pada penelitian kualitatif,juga bukan disebut sampel
statistik,tetapi sampel teoritis,karena tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk mnghasilkan teori.
Bersdasarkan hal tersebut,maka model
penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat digambarkan seprti gambar 11.2a dan
11.2b
Reduksi
Generalisasi
11.2a model generalisasi penelitian
kuantitatif.sampel reprasentatif,hasilnya digeneralisasikan kepopulasi.
Transferability
11.2b model generalisasi penelitian
kualitatif.sampel purposive hasil dari A dapat ditransferkan hanya ke B,C,D.
Pada gambar 11.2a terlihat
bahwa,penelitian berangkat dari populasi tertentu,tetapi karena keterbatasan
tenaga,dana,waktu dan pikiran,maka penelitian menggunakan sempel sebagai obyek
yang dipelajari atau sebagai sumber data.pengambilan sampel secara
random.berdasarkan data dari sampel tersebut selanjutnya di generalisasikan ke
populasi,dimana sampel tersebut di ambil.
Pada penelitian kualitatif,peneliti
memasuki situasi sosial tertentu,melalui observasi dan wawancara kepada
orang-orang yang dipandang tau tentang situasi sosial tersebut.penentu sumber
data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive,yaitu dipilih
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.hasil penelitian tidak akan
digeneralisasikan ke populasi karena,pengambilan sampel tidak diambil secara
random.hasil penelitian dengan metode kualitatif hanya berlaku untuk kasus
situasi sosial tersebut.hasil penelitian tersebut dapat ditransferkan atau
diterapkan ke situasi sosial (tempat lain),apabila situasi sosial lain tersebut
memiliki kemiripan atau kesamaan dengan situasi sosial yang diteliti.
E.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik sampeling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel.untuk menentukan sampel yang di gunakan dalam
penelitian,terdapat berbagai teknik sampeling yang di gunakan.secara
skematis,teknik sampeling ditunjukkan pada gambar 11.3
Gambar
11.3 bermacam-macam teknik sampeling
Dari gambar tersebut terlihat
bahwa,teknik sampeling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu:
probaliti sampeling dan non probaliti sampeling.probality sampeling
meliputi,simple random sampling proportionate stratified random
sampeling,disproportionate stratified random sampeling,area
ramdom.non-probability sampeling meliputi,sampling sistematis, sampling
kuota,sampling icidental,purposive sampeling,sampling jenuh,snowball sampling.
1.Probbability
Sampeling
Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate sratified random, sampling area
(cluster) sampling (sampling menurut daerah).
2.
Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah tenik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental,
purposive, jenuh, snowball.
Dalam penelitian kualitatif, teknik
sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling, dan snowball
sampling. Seperti telah dikemukakan bahwa, purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampelsumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tau tenteng apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi obyek/situasi sosial yanng diteliti. Snowball sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnyan
sedikit,lama-lama menjadi besar.hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber
data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberi data yang memuaskan,maka
mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan
demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang
menggelinding,lama-lama menjadi besar.
Oleh karena itu menurut lincolen dan
guba (1985),dalam penelitian naturalistic spesifikasi sampel tidak dapat
ditentukan sebelumnya.ciri-ciri khusus sampel purposive,yaitu : 1).emergent sampling disign/sementara, 2).serial selection of sample units/menggelinding
seperti bola salju.(snowball), 3).continous
adjusments or ‘focusing’ of the sample/disesuaikan dengan kebutuhan, 4).selection to the point of redundancy/dipilih
sampai jenuh (lincolen dan guba,1985).
Jadi,penentu sampel dalam penentu penelitian kualitatif dilakukan saat
peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent
sampling design). Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu yang
dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan
data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang
dipertimbangkan akan memberi data lebih lengkap. Praktek inilah yang disebut
sebagai “serial selection of sample units” (Lincoln dan Guba, 1985), atau
dalam kata-kata Bogdan dan Biklen (1982) dinamakan “snowball sampling technique”. Unit sampel yang dipilih makin lama
makin terarah sejalan dengan makin terarahnya fokus penelitian. Proses ini
dinamakan Bondan dan Biklen (1982) sebagai “continuous
adjustment of ‘fucosing’ of the sample”.
Dalam proses penentuan sample seperti
dijelaskan diatas,bebrapa besar sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Dalam
sampel purposive besar sampel ditentukan oleh
pertimbangan informasi. Dalam hubungan ini S. Nasution (1988)
menjelaskan bahwa penentuan unit sampel (responden) dianggap telah memadai apabila
telah sampai kepada taraf “redundancy” (datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi
tidak memberikan informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan
responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi
baru yang berarti.
Dalam proposal penelitian kualitatif, sampel
sumber data yang dikemukakan masi bersifat sementara. Namun demikian pembuat
proposal perlu menyebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai
sumber data. Misalnya akan meneliti gaya
belajar anak jenius, maka kemungkinan sampel sumber datanya adalah orang-orang
yang dianggap jenius, keluarga, guru yang membimbing, serta kawan-kawan
dekatnya. Selanjutnya misalnya meneliti tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka kemungkinan sampel sumber datanya adalah pemimpin yang bersangkutan, bawahan, atasan,
dan teman sejawatnya, yang dianggap paling tahu tentang gaya kepemimpinan yang diteliti.
Teknik pengambilan sampel sumber data
dalam penelitian kualitatif yang bersifat purposive dan snowball itu dapat
digambarkan seperti gambar 11.4 berikut.
Gambar 11.4. proses pengambilan sampel
sumber data dalam penelitian kualitatif, purposive dan snowball.
Dalam proposal penelitian, peneliti
telah merencanakan A sebagai orang pertama sebagai sumber data. Informan awal
ini sebaiknya dipilih orang yang bisa “membukakan pintu” untuk mengenali
keseluruhan medan
secara luas (mereka yang tergolong getekeepers/penjaga gawang dan knowledgeable
informant/infoman yang cerdas). Selanjutnya oleh A disarankan ke B dan C. Dari
C dan B belum memperoleh data yang lengkap, maka peneliti ke F dan G. Dari F
dan G belum memperoleh data yang akurat, maka peneliti pergi ke E, selanjutnya
ke H, ke G, ke I dan terakhir ke J.
Setelah sampai ke J data sudah jenuh, sehingga sampel sumber data sudah mencukupi,
dan tidak perlu menambah sampel yang baru.
Sanafiah Faisal (1990)
dengan mengutip pendapat spradley mengemukakan bahwa, situasi sosial untuk
sampel awal sangat disarankan suatu
situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya.
Seanjutnya dinyatakan bahwa, sampel
sebagai sumber data atau sebagai informan sebaikna yang memenuhi kriteria
aebagai berikut.
1. Mereka
yang menguasai atau memenuhi sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga
sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka
yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang
tengah diteliti.
3. Mereka
yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
4. Mereka
yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya’ sendiri
5. Mereka
yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih
menggairahkan untuk dijadikan semacam guruatau narasumber.
Seperti telah dikemukakan bahwa, penambahan sampel itu dihentikan, manakala
datanya sudah jenuh. Dari berbagai
informan, baik yang lama maupun yang baru, tidak memberi data baru lagi. Bila
pemilihan sampel atau informan benar-benar jatuh pada subyek yang benar-benar
menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek), mereka merupakan keuntungan
bagi peneliti, karena tidak memerlukanbanyak sampel lagi, sehingga penelitian
cepat selesai. Jadi yang menjadi kepedulian bagi peneliti kualitatif adalah
“tuntasnya”perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan
banyaknya sampel sumber data.
F. METODE KUALITATIF
Metode ini digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan
dengan metode kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode kualitatif
digunakan.
a. Bila
masalah pelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih
gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kulitatif, karena
peneliti kualitatif akan langsung masuk keobyek, melakuan penjelajahan dengan grant tour question, sehingga masalah
akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan
melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek. Ibarat orang akan mencari sumber
minyak, tambang emas dan lain-lain.
b. Untuk
memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa
dipahami berdasarkan apa yang diucap dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan
tindakan sering mempunyai makna
tertentu. Sebagai contoh, orang yang menangis, tertawa, cemberut, mengedipkan
mata, memiliki makna tertentu. Sering terjadi, menurut penelitian kuantitatif
benar, tetapi justru menjadi tanda tanya menurut penelitian kuaitatif. Sebagai
contoh ada 99 orang menyatakan bahwa A adalah pencuri, sedangkan 1 orang
menyatakan tidak. Mungkin yang 1 orang ini yang benar. Data untuk mencari makna
dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan metode kualitatif,
dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi berperan serta, dan
dokumentasi.
c. Untuk
memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai
kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut
berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut. Dengan
demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.
d. Memahami
perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti dengan
metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, dan
observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirsakan orang tersebut.
e. Untuk
mengembangkan teori. Metode kulitatif paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan.
Teori yang demikian dibangun melalui graunded research. Dengan metode
kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan penjelajahan, selanjutnya
melakukan pengumpulan data yang mendalam sehingga dapat ditemukan hipotesis
yang berupa hubungan antar gejala. Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi
dengan pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan
menjadi tesis atau teori.
f. Untuk
memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarnya.
Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara
triangulasi/gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data tertentu belum
dapat menemukan apa yang ditinjau, maka ganti teknik lain), maka kepastian data
akan terjamin. Selain itu dengan metode kulitatif, data yang diperoleh diuji
kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian
data akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator maka
sebelum ditemukan siapa provokator yang dimaksud maka penelitian belum
dinyatakan belum selesai.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah
perkembangan kehidupan seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak
melalui metode kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara
mendalam kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah
perkembangan kehidupan seseorang. Misalnya akan meneliti sejarah perkembangan
kehidupan raja-raja di Jawa, sejarah perkembangan masyarakat tertentu sehingga
masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang etos kerjanya tinggi atau rendah.
Penelitian perkembangan ini juga bisa dilakukan dibidang pertanian, biang
teknik seperti meneliti kinerja mobil dan sejenisnya, dengan melakukan
pengamatan secara terus-menerus yang dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan
berkembangnya bunga tertentu, atau mesin mobil tertentu.
G. JANGKA WAKTU PENELITIAN KUALITATIF
Pada
umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena tujuan penelitian
kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti
dalam peelitian kuantitatif. Namun demikian kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam waktu
yang pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah penuh. Ibarat
mencari provokator, atau mengurai masalah, atau memahami makna, kalau semua itu
dapat ditemukan dalam satu minggu, dan telah teruji kredibilitasnya, maka
penelitian kualitatif dinyatakan selesai, sehingga tidak memerlukan waktu yang
lama.
Dalam hal
ini Susan Stainback menyatakan bahwa “tidak ada cara yang mudah untuk
menentukan beberapa lama penelitian kualitatif dilaksanakan. Tetapi lamanya
penelitian akan tergantung keberadaan sumber data, interest, dan tujuan
penelitian. Selain itu juga akan tergangung cukupan penelitian, dan bagaimana
peneliti mengatur waktu yang digunakan dalam setiap hari atau tiap minggu”.
H. ANALISIS PENELITIAN KUALITATIF
- Pendahuluan
Pendekatan kualitatif atau disebut juga dengan pendekatan naturalistik
adalah pendekatan penelitian yang menjawab permasalahan penelitiannya
memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti,
untuk menghasilkan kesimpulan-kesimpulan peneliti dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan. Pendekatan kualitatif/naturallistik memandang suatu
kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak, oleh karena tidak mungkin
disusun rancangan penelitian yang terinci sebelumnya, melainkan rancangan
penelitian berkembang selama penelitian berlangsung.
Penelitian dan objek yang diteliti saling berinteraksi, dengan proses
penelitiannya dilakukan dari luar “luar” dan dari “dalam” dengan banyak
melibatkan pemikiran analitik. Dalam pelaksanaanya, dalam penelitian ini tidak
ada alat penelitian baku yang disiapkan sebelumnya.
Dengan adanya penggunaan pemikiran analitik dalam penelitian ini
mengimplikasikan metode yang digunakan adalah metode kualitatif sekalipun
tidak sepenuhnya bercirikan seperti itu.
Objek yang diteliti tidak lepas dari konteks waktu/situasi, sehingga penelitian
cenderung berlangsung dalam setting atau lingkungan nyata, alamia (natural).
- Analisis Penelitian Kualitatif
1.
Judul :
STUDI
MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH EFEKTIF MELALUI VISIONARY LEADERSIF (KEPEMIMPINAN
VISIONER) PADA SMAN 3 KOTA BANDUNG
Judul sudah
mempresentasikan isi yang dikemas secara lugas dan mengandung muatan
deskriptif. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggambarkan, menjelaskan
berbagai kondisi dan situasi yang ada. Setting sosial sudah tergambar dalam
judul terutama untuk setting tempat dan aktifitas diharapkan dengan
penelitian yang insentif akan dihasilkan deskripsi tentang objek penelitian
yaitu bagaimana sekolah membangun budaya sekolah efektif melalui kepemimpinan
visioner
|
2.
Latar Belakang Masalah
Pada latar
belakang sudah diungkapkan arah peningkatan mutu pendidikan, kajian empirik
yang berkaitan dengan masalah budaya dan kepemimpinan serta kajian teoritik
dalam bidang budaya dan kepemimpinan. Yang paling krusial dalam latar
belakang masalah adalah tercerminnya paradigma yang menyatukan kesesuaian
rujukan konsep teoritik dan kajian empirik.
|
3.
Fokus Penelitian
- Profil Visionary Leadership (Kepemimpinan Visioner) di SMAN3 Kota Bandung
- Mekanisme yang ditempuh dalam menciptakan, merumuskan, dan mengimplementasikan visi bersama pada SMAN 3 Kota Bandung
- Usaha SMAN 3 dalam membangun budaya sekolah efektif.
- Langkah-langkah ditempuh sekolah dalam mengimplementasikan visionary leadership untuk membangun budaya sekolah efektif.
- Model membangun budaya Sekolah efektif melalui Visionary Leadership pada SMAN 3 Kota Bandung.
Secara redaksi
sudah eksplisit penulisan fokus penelitian tidak dalam pernyataan
“permasalahan”.
Komentar terhadap
pentingnya menentukan fokus yaitu bahwa peneliti seringkali terjebak dalam
ambisi yang berlebihan. Untuk menghindarinya perlu ada fokus sebagai upaya
pembatasan atau delimitasi dari penelitian. Ada dua fungsi dari fokus
penelitian, yaitu:
Struktur dari
fokus sudah menunjukan adanya kategori/sub-kategori dan komponen.
|
4.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana Profil Visionary Leadership (Kepemimpinan
Visioner) di SMAN3 Kota Bandung?
b.
Bagaimana kepala sekolah menciptakan, merumuskan, dan
mengimplementasikan visi bersama?
c.
Bagaimana usaha pimpinan SMAN 3 dalam membangun budaya
sekolah efektif?
d.
Langkah-langkah apa yang ditempuh sekolah dalam
mengimplementasikan visionary leadership untuk membangun budaya sekolah
efektif?
e.
Bagaimana model membangun budaya Sekolah efektif melalui
Visionary Leadership pada SMAN 3 Kota Bandung?
1)
Rumusan masalah tetap dinyatakan yang
mengeksplorasi/brekdown fokus dalam betuk pertanyaan penelitian.
2)
Proses penelitian mempunyai beberapa langkah yang
merupakan satu kesatuan, yaitu: memilih tema umum permasalahan bidang
pendidikan yang akan diteliti, mencari landasan teori dari literature sebelum
mengumpulkan data, menetapkan masalah spesifik pertanyaan yang berkaitan
dengan masalah apa yang diteliti, menentukan desain dan metodologi
penellitian, mengumpulkan data, menganallisis data dan memaparkan hasilnya,
serta menginterpretasikan dan menyimpulkan hasil temuan dalam penelitian
disertai dengan penyampaian saran atas hasil penelitian tersebut.
3)
Sumber masalah yang dapat dijadikan penelitian
bermacam-macam masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi dan apabila dibiarkan akan berbahaya.
4)
Rumusan masalah yang baik adalah :
a.
Feasible, artinya dapat dicarikan jawabannya melalui
sember yang jelas secara efisien.
b.
Masalah harus jelas, sehingga setiap orang memiliki
persepsi yag sama terhadap masalah tersebut.
c.
Sigifikan, artinya jawaban terhadap permasalan tersebut
berkontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan
manusia.
d.
Etis, tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama, suku dan adat istiadat.
5.
Rumusan nasalah yang baik adalah yaang menyatakan
hubungan antara dua kategori atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat
tanya atau alternatif yang secara implicit mengandung pertanyaan.
6.
Rumusan masalah memberikan arah bagi kegiatan
penelitian. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun,
hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah
yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya
kembali mengacu pada judul dan permasalan penelitian yang telah durumuskan.
|
- Tujuan Penelitian
Sudah sesuai dengan fokus dan permasalahan yang
organisasikan dalam struktur tujuan umum atau utama dan tujuan spesifik.
|
- Manfaat Penelitian
Sudah sesuai dengan fokus dan permasalahan yang
organisasikan dalam struktur tujuan umum atau utama dan tujuan spesifik.
|
- Kajian Pustaka
Kajian pustaka sudah komprehensif,
walaupun untuk rujukan teori penelitian kualitatif tidak terlalu mementingkan
detail teori atau konsep tetapi bisa dalam bentuk paradigma. Dasar teori
sebagai pijakan ialah adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan
gejala lain yang ditafsir berdasarkan pada budaya yang bersangkutan dengan
cara mencari makna semamntis universal dari gejala yang sedanng diteliti.
|
- Metode Pengumpulan Data
Dalam sub judul metode tidak ada populasi dan sampel
tetapi sudah langsung pada sumber data dan informasi. Sebaiknya ada subjudul
unit analisis untuk mengganti istilah populasi dan sampel.
Adapun prosedur penelitian dalam tesis ini digambarkan
sebagai berikut.
1)
Pemahaman literature
2)
Deskripsi desain penelitian
3)
Penyusunan proposal penelitian
4)
Penyusunan kisi-kisi pengumpulan data
5)
Penyelesaian masalah perijinan
6)
Pengumppulan data
7)
Penyusunan/ reduksi data
8)
Display data
9)
Analisis data tiap kasus – lintas kasus
10) Interpretasi
data
11) Penyusunan
laporankan informasi
Dalam memilih dan memanfaat, peneliti
telah memilih sumber informasi yaitu yang sangat memahami situasi sosial
penelitian. Syarat informasi harus jujur, taat pada janji, patuh pada aturan
dan bukan anggota kelompok rival. Informasi dimanfaatkan untuk berbicara,
bertukar pikiran/berdiskusi dan membandingkan kejadian.
Ditinjau dari pendekatan metode yang
sangat relevan karena dengan kualitatif selain dapat mengumpulkan data tapi
juga dapat menemukan ide-ide baru dan kritikan-kritikan dari program yang
telah terlaksana sehingga dapat bermanfaat menjadi pengayaan dan pembenahan
untuk program budaya dan kepemimpinan selanjutnya disekolah ttersebut.
Dalam teknik dsn instrument penelitian
dalam tesis ini peneliti sebagai “key instrumen” bahkan penulis pun
langsung terlibat dalam pelatihan dan
kegiatan-kegiatan inovasi kepala sekolah dalam implementasi kepemimpinannya,
misalnya terlibat dalam rapat, dalam penyusunan program implementasi visi,
dan sebagainya sehingga dapat menguatkan validitas dalam interpretasi data.
Sumber data 100% dari kepala sekolah dan staf personil lainnya dengan
menggunakan teknik purposing sampling sehingga data lebih banyak dan lebih
valid dengan penerapan snowball sampling.
Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi partisipan, interview dan studi dokumentasi.
|
- Pengumpulan Data
Dilakukan
dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Peneliti membuat
transcribing dan menganalisisnya.
- Analisis Data
Pengolahan dilakukan dengan reduksi data,
display data, dan analisis data. Dalam melakukan analisis data dibutuhkan
adanya kepekaan teoritis, karena dalam analisis data peneliti sebenarnya sedang
melakukan upaya pengembangan teori. “In
meking sense of the data, you are engaged in theorizing – the constr uction of
meaningful patterns and organizations of facts. A theory is an arrangement of
facts in the form of an explanation or interpretation” (Jorgensen, 1989)
- Keabsahan Data
Ditinjau dari tahapan penelitian kualitatif, tesis
ini sudah memenuhi kesesuaian dari
tahapan pra lapangan sampai pada tahap penyusunan laporan bahkan prosedur yang
di lakukan lebih komprehensif dengan mengedapankan kretaria keabsahan data di lakukan
lebih komprehensip dengan mengedepankan kretaria keabsahan data di setiap
tahapannya
12.
Terdapat bukti-bukti seperti transcribing dengan
pengkodean yang teratur dan konsisten. Ada bukti triangulasi dan data snowball
sampling
13.
Kesimpulan sudah sesuai dengan tujuan penelitian dan pada
implikasinya sudah tergambar logicalframework peneliti yang merefleksikan
empirikalframework.
II.
ANALISIS LAPORAN PENELITIAN YANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUALITATIF
1.
Judul penelitian: Efektifitas Komite Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan (Studi pada Jenjang Sekolah Dasar Lingkungan Dinas
Pendidikan Kecamatan Cidadap Kota Bandung)
Komentar : Judul ini
menggunakan parameter yang langsung mengarah pada suatu ukuran dengan indikator
yang jelas yaitu ukuran keefektifan komite sekolah. Dengan demikian judul ini
memberi kesan kepada pembaca bahwa penelitian ini bersifat kuantitatif bukan
kualitatif. Lebih cocok dengan menghilangkan kata efektifitas dan diganti
dengan peran karena substansi yang diungkap lebih pada peran komite. Maka
judulnya menjadi: Peran Komite Sekolah
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
2.
Permasalahan:
Secara rinci permasalahannya adalah:
Apakah
masyarakat, khususnya mereka yang sudah terganbung dalam wadah komite sekolah
sudah siap melaksanakan peran dan fungsinya bagaimana diamatkan dalam UUSPN No.
20 tahun 2003 dan Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 ? Kalau belum siap,
usaha-usaha apa yang perlu dilakukan untuk mengefektifan peran dan fungsi
komite sekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan ? Bagaimana peranan
pemerintahan untuk memfasilitasi dewan/komite sekolah berjalan secara efektif
dalam menjalankan peran dan tugasnya? Strategi apa yang yang tepat untuk
mengimplementasikan kebijakan dewan/komite sekolah yang akomodatif terhadap
pemecahan masalah?
Komentar: Permasalahan
yang akan diungkap seharusnya diganti dengan mengembangkan fokus,
kategori/klasifikasi dan sub-kategori
3.
Pendekatan: Yang digunakan adalah kualitatif dengan
pengembangan sebagai berikut.
Studi kebijakan ini akan dilakukan melalui studi kasus
tentang peran komite sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Untuk mengungkap kajian ini, kami memfokuskan
pada beberapa kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat yang telah melaksanakan
kebijakan Dewan/Komite Sekolah.
Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai
berikut.
a.
Memotret kondisi implementasi kebijakan Kepmendiknas No.
004 tahun 2002 tentang dewan sekolah dan komite sekolah yang terjadi saat ini;
b.
Menganalisis gejala dan fenomena yag terjadi dari
implementasi kebijakan dewan/komite sekolah mencakup faktor pendukung dan
penghambat implementasi kebijakan Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 tentang dewan
sekolah dan komite sekolah yang terjadi saat ini.
c.
menyusun rekomendasi sebagai masukan yang menguatkan
kebijakan implementasi dewan/komite sekolah
Komentar:
Seharusnya, apabila memakai desain kualitatif maka metode yang dikembangkan
adalah mencerminkan prosedur yang harus ditempuh dalam penelitian kualitatif,
yaitu sampelnya snowball sampling dan melakukan triangulasi. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara, dokumentasi dan partisipasi. langkah-langkahnya grand
tour, eksplorasi, member check dan evaluasi/rekomendasi.
4.
Analisis Data: dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Mulai dari reduksi data, pengorganisasian, pemeriksaan, penafsiran dan
verifikasi data.
Komentar:
analisis data harus dimulai saat key instrument terjun ke lapangan. Untuk
membantu hal tersebut, dibuat field note dengan di sertai catatan pemaknaan
seperti tabel berikut.
Kategori
|
Deskripsi
|
Pemaknaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
Hasil Penelitian : Mendeskripsikan hasil temuan lapangan
selanjutnya dibahas pengembangannya dari sudut perspekfif etic.
Komentar: sudah selesai
BAB III
KESIMPULAN
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang penting
dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa
kejadian/fenomena/gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang
dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Jangan
sampai sesuatu yang berharga tersebut berlalu bersama waktu tanpa meninggalkan
manfaat. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan sumbangannya
terhadap teori, praktis, kebijakan, masalah-masalah sosial dan tindakan.
Judul
dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan
mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian
kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang
akan diteliti, teori yang digunakan, instrumen penelitian yang dikembangankan,
teknik analisis data, serta kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Bruce L. (2007). Qualitative Research Methods For The Social
Sciences.
Boston : Pearson
Education,Inc.
Sugiyono. (2010).
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D.
Bandung :
Alfa Beta, CV.
Satori, Djam’an
& Komariah, Aan. (2010).Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung : Alfa Beta, CV.
Panduan Penelitian Kualitatif Naturalistik. Tersedia
http://lemlit.uny.ac.id/
download_center/www.socialresearchmethods.net/kb/qualapp.php - 10k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan anda dan kritik anda sangat berarti demi kemajuan saya terimakasih atas saran-saran dari anda semua semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua.... Amiin