KONSEP TENTANG TOLOK UKUR
KEBERHASILAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No
|
Aspek
|
Indikator/Prediktor
|
||
Input
|
Proses
|
Output
|
||
1.
|
Klien
|
1.Kesediaan
2.Kesadaran
3.Spiritnya
4.Komitmen
5.Kebutuhan menyelesaikan masalah
6.Kemampuan/ketrampilan komunikasi
(menerima,mengolah)
7.Kepercayaan Diri klien
|
1.
Hadir
2.
Aktif
3.
Terlibat
4. Pengambilan inisiatif
5.Tanggung Jawab
|
1.Senang
2.kepuasan
3.Keceriaan
4.Kepercayaan diri
5.Tidak ulangi kesalahan
|
2
|
Konselor
|
1. Syarat berkenaan dengan kepribadian.
2. Syarat yang berkenaan dengan pendidikan.
3.Syarat yang berkenaan dengan pengalaman.
4.Syarat yang berkenaan dengan kemampuan.
5.Profesionalisme
6.Ketrampilan attending (Attendiing
Skills)
7.Ketrampilan mendengarkan (3M : Mendengar
dngan baik, Memahami dengan cermat, Merespon dengan tepat).
8.Ketrampilan berempati (Emphaty Skills)
9.Ketrampilan eksplorasi
10. Ketrampilan bertanya
11. Ketrampilan menangkap pesan utama
(paraharasing)
12. Ketrampilan memberikan dorongan minimal.
|
1.Ketrampilan menyimpulkan sementara
2.Ketrampilan memimpin
3. Ketrampilan memfokuskan.
4. Ketrampilan melakukan konfrontasi
5. Ketrampilan menjernihkan (clarifying)
6. Ketrampilan memudahkan (facilitating)
7. Ketrampilan mengarahkan (directing)
8. Ketrampilan memberikan dorongan minimal
(Minimal Encauragement)
9. Ketrampilan Sailing (Saat Diam)
10. Ketrampilan mengambil inisiatif
11. Ketrampilan memberi nasihat
12. ketrampilan memberi informasi
13. Ketrampilan menafsirkan atau
interpretasi.
|
1.
Ketrampilan
menyimpulakan.
2.
Ketrampilan
merencanakan
3.
Ketrampilan
menilai (mengevaluasi)
4.
Ketrampilan
mengakhiri konseling
5.
Mengadakan
diskusi
|
3
|
Masalah
|
1. Masalah individu yang berhubungan dengan
Tuhannya.
2. Masalah individu berhubungan dengan dirinya
sendiri.
3. Masalah individu dengan lingkungan keluarga.
4. Masalah individu dengan lingkungan kerja.
5. Masalah individu yang berhubungan dengan
lingkungan sosialnya.
6. Prilaku bermasalah: stres, prilaku kebiasaan
dan pertahanan maladaptif (pertahanan kebiasaan yang negatif)
|
1.Kegagalan individu melakukan hubungan secara
vertikal dengan Tuhannya; seperti sulit menghadirkan rasa takut, merasa tidak
bersalah atas dosa yang dilakukan, sulit menghadirkan rasa taat, merasa bahwa
Tuhan senantiasa mengawasi prilakunya sehingga individu merasa tidak memiliki
kebebasan.
2. Kegagalan bersifat disiplin dan bersahabat
dengan hati nurani yang selalu mengajak atau menyeru kepada kabaikan dan
kebenaran Tuhannya.
3. Kesulitan atau ketidakmampuan mewujudkan
hubungan harmonis antara anggota keluarga seperti antara anak dengan ayah dan
ibu, adik dengan kakak dan saudara-saudara lainnya.
4. Kegagalan individu memilih pekerjaan yang
sesuai dengan karakteristik pribadinya, kegagalan dalam meningkatkan prestasi
kerja, ketidakmampuan berkomunikasi dengan atasan, rekan kerja dan kegagalan
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
5. Ketidakmampuan melakukan penyesuaian diri
(adaptasi)
6. Klien tidak pernah merasa bertanggung jawab
menyangkut dirinya dan prilakunya
|
1.Dampak
semuanya itu adalah timbulnya rasa malas atau enggan melaksanakan ibadah dan
sulit untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang Tuhan.
2. Dampaknya
adalah muncul sikap was-was, ragu-ragu, prasangka buruk (su’udzon), rendah
motivasi, dan dalam banyak hal tidak mapu bersikap mandiri.
3. Kondisi
ketidakharmonisan dalam keluarga menyebabkan anak merasa tertekan, kurang
kasih sayang, dan kurangnya ketauladanan dari kedua orang tua.
4. Masalah yang
berhubungan dengan karier misalnya ketidakmampuan memahami tentang karier,
kegagalan dalam memilih karier, yang sesuai dengan latar belakang pendidikan
dan karakteristik pribadinya.
5. Dengan
lingkungan tetangga, sekolah, dan masyarakat atau kegagalan bergaul dengan
llingkungan beranekaragam watak, sifat, dan prilaku.
6. klien merasa
tidak senang dalam situasi yang kacau dan menampakkan bukti dan respon
adaptif dalam situasi yang terstruktur dan agak kompetitif. Kenyataanya, klien
rupa-rupanya dapat tumbuh dengan besar pada situasi yang kompetisi ia dapat
membuktikan bahwa ia mampu.
|
4
|
Metode Teknik
Alat
|
1.
Menentukan
masalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Diagnosis
5. Prognosis
6. Terapi
7. Evaluasi atau Follow Up
8. Jenis kelompok, untuk Tujuan-tujuan tertentu
mungkin diperlukan pembentukan kelompok dengan jumlah anggota yang seimbang
antara laki-laki dan perempuan, atau mungkin juga semua jenis kelamin anggota
sama.
9. Umur, pada
umumnya dinamika kelompok lebih baik dikembangkan dalam kelompok-kelompok
dengan anggota seumur .
10. Kepribadian,
keragaman atau keseragaman dalam kepribadian anggota dpat membawa keuntungan
atau kerugian tertentu. Jika perbedaan diantara para anggota itu amat besar,
maka komunikasi akan terganggu dan dinamika kelompok juga kurang hangat.
11. Hubungan awal,
keakraban dapat mewarnai hubungan dalam anggota kelompok yang sudah saling
bergaul sebelumnya, dan sebaliknya suasana keasingan akan dilaksanakan oleh
para anggota yang belum saling kenal.
12. Untuk kelompok
tugas mungkin anggota yang seragam akan menyelesaikan tugas lebih baik.
Sebaliknya, bagi kelompok bebas, khususnya dengan Tujuan kemampuan hubungan
sosial dengan orang-orang baru, anggota kelompok yang beragam akan lebih
tepat sasaran.
13. Intrumental Input Konselor
(pemimpin kelompok), program, dan tahapan, dan sarana merupakan instrumental input bimbingan
kelompok. Konselor atau pemimpin kelompok harus menguasai keterampilan dan
sikap yang memadai untuk terselenggaranya proses bimbingan kelompok yang
efektif. Diantaranya pemimpin kelompok mampu melaksanakan teknik umum dengan
istilah “3M” Mendengar dengan baik, memahami secara penuh, dan merespon
secara tepat dan positif. Program kegiatan selayaknya dikembangkan sesuai
kebutuhan siswa, kondisi objektif sekolah, perkembangan yang terjadi di
masyarakat, serta keterampilan dankemampuan konselor di sekolah yang
bersangkutan (Wibowo, 2005: 252).
14. Enviromental Input Kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat
berjalan dengan lancar dan terarah, apabila terdapat norma kelompok. Norma kelompok
merupakan aturan yang dibuat, dan disepakati serta digunakan dalam kegiatan bimbingan kelompok. Selain itu lingkungan kondusif dalam kelompok
juga perlu diciptakan demi tercapainya bimbingan kelompok yang efektif.
Lingkungan kondusif yang dimaksud adalah adanya suasana akrab dan hangat yang
mewarnai dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan interaksi dinamis
antar anggota kelompok dan pemimpin kelompok dalam kegiatan layanan bimbingan
kelompok.
|
Proses teknik
1. Persiapan konseling
2. Teknik-teknik melakukan konseling
3. Proses Kegiatan layanan bimbingan kelompok terlihat hidup apabila tercipta
dinamika kelompok di dalamnya. Dinamika
kelompok dapat dimanfaatkan dalam proses interaksi antar anggota dalam
membahas topik yang disajikan, sehingga antar anggota dapat terjalin rasa
empati, keterbukaan, rasa positif, saling mendukung dan merasa setara dengan
anggota lain dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan pula
peranan yang hendaknya dimainkan oleh anggota maupun pemimpin kelompok. Peran
anggota dan pemimpin kelompok dapat dilihat pada uraian dimuka. Agar proses
bimbingan kelompok dapat mencapai keberhasilan, perlu disediakan sarana
pendukung yaitu merupakan seperangkat alat bantu untuk memperlancar proses
bimbingan kelompok. Alat bantu tersebut anta lain ruangan, tempat duduk
dan perlengkapan administrasi lainnya (Wibowo, 2005: 154).
|
1.Persiapan untuk melakukan konseling, riwayat
kasus, evaluasi psikodiagnostik.
2. Teknik rapport, prilaku attending, teknik
strukturing, empati, refleksi perasaan, teknik eksplorasi, menangkap pesan
utama, bertanya, dorongan minimal,interpretasi, mengarahkan, hipotesis,
memimpin, fokus, konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diam sebagai suatu
teknik, mengambil inisiatif,nasehat, informasi, merencanakan, menyimpulkan,
menutup sesi konseling
3.Output Setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan
kelompok siswa diharapkan memiliki sikap dan keterampilan yang lebih baik.
Dalam hal ini siswa diharapkan memiliki kemampuan verbal dan non verbal yang
lebih baik. Selain itu siswa diharapkan memiliki keterbukaan, rasa positif,
empati, sikap saling mendukung, dan memiliki rasa setara dan kebersamaan yang
tinggi. Menurut Amti dan
Marjohan (1992: 150) mengemukakan bahwa setelah mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok diharapkan anggota mampu mengembangkan sikap dan keterampilan
sebagai berikut:
1) Sikap, meliputi tidak mau menang sendiri,
tidak gegabah dalam berbicara, ingin membantu orang lain, lebih melihat aspek
positif dalam menanggapi pendapat teman-temannya, sopan dan bertanggung
jawab, menahan dan mengendalikan diri, mau mendengar pendapat orang lain, dan
tidak memaksakan pendapanya.
2) Keterampilan, meliputi mengemukakan pendapat kepada orang lain,
menerima pendapat orang lain dan memberikan tanggapan secara tepat dan positif.
|
5
|
Ubahan
|
1.
Flosofis
2.
Psikologis
3.
Paedagogis
4.
IPTEK
5.
Landasan
Religius
|
1. bimbingan
konseling harus berdasarkan pengembangan hakikat kemanusiaan
2. Pelaksaan
layana bimbingan dan konseling dilaksanakan berdasarkan ilmu-ilmu psikologi
yang menjadi dasar sebagai konselor dalam merespon setiap atau seluruh klien
atas dasar perbedaan individual.
3. Dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling setidaknya berkaitan dengan ilmu
kependidikan.
4. Pelayanan
bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang selalu berkembang
dalam kemajuan zaman.
5. Bahwa
pelaksanaan bimbingan dan konseling didasarkan kepada ketentuan-ketentuan dan
ajaran agama.
|
1. Manusia yang
sempurna (tidak ada penghinaan dalam manusia, berderajat paling tinggi, manusia
diciptakan sebagai makhluk yag bertaqwa, manusia diciptakan sebagai khalifah
dibumi, manusia adalah pemilih HAM.
2. Mencakup
perbedaan kecerdasan, perbedaan prilaku, perbedaan penguasaan bahasa, serta
perbedaan dalam bakat dan minat, serta kecepatan dalam belajar.
3. Pendidikan sebagai
upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan
pendidikan, pendidikan sebagai proses inti bimbingan dan konseling dan
pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling.
4. Dukungan
perangkat teknologi dalam praktik bimbingan dan konseling antara lain dalam
pembuatan instrument dan penggunaan berbagai alat atau media untuk
memperjelas materi bimbingan dan konseling.
5. Perubahan
klien dalam sikap keberagamaan yang semakin matang dan mantap dan dalam bimbingan
konseling klien sudah bisa mengetahui mana yang bertentangan dengan norma
agama dan mana yang tidak bertentangan ddengan norma agama.
|
6
|
Dukungan Ahli
|
1.
Cacat
Fisik/Sakit fisik, lemah fisik.
2.
Cacat
Psikis
3.
NAPZA(narkotika
dan zat adiktif lainnya) – parah.
4.
Kriminal
5.
Mistik.
|
1.Konselor sudah tidak mampu menangani lagi.
2.Konselor harus mengalihkan kepada ahlinya yang
berhak mengatasi masalah klien.
3.Sudah merupakan kode etik dalam layanan
konseling bahwa dalam kegiatan
pendukung ada Alih Tangan Kasus (ATK) karena kasus atau masalah tersebut
harus di alihkan kepada yang lebih ahli. Konselor tidak berhak menanganinya.
|
|
7
|
Dukungan Sarana
|
1. Aspek pembiayaan.
2. Gedung dan ruangan serta alat-alat
perlengkapan teknis.
3. Honorarium personel bimbingan,
pemeriharaan sarana fisik.
4. Pelaksanaan penataran bagi personil
bimbingan.
5. pengadaan alat-alat tes baku.
6. Pengadaam buku majalah dan bimbingan.
7. Serta pengadaan alat-alat tulis.
|
1. faktor pelaksanaan layanan bimbingan
konseling.
2. Ruangan konseling hendaknya sedemikian
rupa sehingga dari segi para klien yang berkunjung keruangan tersebut merasa
senang, dan segi lain diruangan tersebut dapat dilaksanakan layanan dan
kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan
dan konseling
3. Di dalam ruangan ruangan itu hendaknya
juga dapat disimpan segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling
himpunan data klien dan berbagai data serta informasi lainnya.
4. Kenyamanan itu merupakan modal utama
bagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara.
|
1.
Alat
pengumpulan data baik tes maupun nontes.
2.
Alat
penyimpanan data, khususnya dalam bentuk himpunan data.
3.
Kelengkapan
penunjang teknis, seperti data informasi, paket bimbingan, alat bantu bimbingan.
4.
Perlengkapan
administrasi.
|
8
|
Dukungan
Administrasi
|
1. Diadministrasikannya seluruh kegiatannya
2. Personalia
3. Keuangan
4. Pengawasan
5. Pembinaan
6. Pengembangan bimbingan dan konseling
secara jelas dan cermat
|
|
1. Pencatatan data pribadi klien
2. Catatan kejadian klien/tingkahlaku klien
3. Dari hasil observasi dari pihak personil
dan kemudian dimasukan dalam buku pribadi klien oleh petugas administrasi
bimbingan
4. Hasil Sosiometri
5. hasil wawancara
6. Hasil kunjungan rumah
7. Hasil pemeriksaan dari petugas-petugas
khusus/tenaga ahli
8. Laporan program
9. Data-data
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan anda dan kritik anda sangat berarti demi kemajuan saya terimakasih atas saran-saran dari anda semua semoga bermanfaat bagi saya dan kita semua.... Amiin