PENDAHULUAN
Dalam dunia perkembangan peserta didik, hal ini dilalui dengan masa – masa atau periodesasi dimana di mulai dari masa :
- prenatal : sejak terjadinya proses pembuahan sampai lahir (0-9 bulan),
- masa bayi: yaitu sejak kelahiran 18 – 24 bulan,
- masa anak-anak awal (early chilhood) : sejak kelahiran bayi usia ( 5 – 6 )tahun, - masa anak – anak tengah (middle childhood) : usianya berkisar ( 7 – 9 ) tahun, - masa anak – anak akhir (late childhood ): pada masa ini berusia sekitar ( 10 – 12 ) tahun,
- masa remaja (adolescence): berusia sekitar (10 – 12 ) tahun sampai (18 – 22) tahun,
- masa dewasa awal (18 – 22 ) – 30 tahun atau muda (young adulthood),
- masa pertengaha dewasa ( 35 – 45 ) tahun (middle adulthood ), dan
- masa dewasa akhir pada usia akhir pada usia ( 45 -60- 70) tahun (late adulthood).
Bila dikaji dengan cermat fokuskan perhatian kita kepada peserta didik sangat menarik untuk membahas masa pranatal hingga masa kematian . Dengan mempelajari perkembangan peserta didik, kita akan memperoleh keuntungan yang kita lihat dari periode – periode yang akan datang.
Psikologi perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses, atau aspek psikologi yang dimulai dari tahap kognitif, tahap biologis dan yang terakhir tahap sosio emosinal dimana. Ketiga tahap tersebut saling berkaitan antara tahap satu dengan tahap – tahap selanjutnya.
A. Latar Belakang
Ada seperangkat hal yang harus dimiliki remaja dalam mempersiapkan diri memasuki kehidupan dewasa agar dia memiliki kehidupan masa dewasa agar dia memiliki keutuhan pribadi dalam arti yang seluas-luasnya. Dari segi individu, apa yang harus dimilikinya itu dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap dan perasaan, kemauan, dan perbuatan nyata.
Banyak tuntunan dari faktor-faktor sosial, religius, serta nilai dan norma yang mendorong remaja memikul beban tugas dan tanggung jawab. Harapan dan tuntunan itulah yang melatarbelakangilahirnya tugas-tugas perkembangan remaja, yang oleh R.J Havighurst developmental task. Secara sederhana, makna tugas perkembangan dimaknai sebagai berikut :
a. Tugas perkembangan adalah petunjuk yang memungkinkan seseorang untuk mengerti dan memahami harapan atau tuntunan masyarakat dan lingkungan lain terhadap seseorang dalam usia tertentu. Arti ini mengandung makna; pertama; dari segi orang dewasa, dia mengetahui hal-hal yang harus diajarkan kepada anak-anak sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungannya (khususnya bagi masa kanak-kanak), dengan mengetahui hal-hal yang harus ditanamkan dan dikuatkan dalam membimbing seorang anak dalam masa pubertas dan masa remaja. Kedua; dari segi anak yang sadar menuju kedewasaannya, dia dapat mengetahui hal-hal yang harus dipelajari dan dikuasai dalammasa kehidupan tertentu yang sesuai dengan tuntunan masyarakat dan lingkungan yang lebih luas.
b. Tugas perkembangan merupakan petunjuk bagi seseorang tentang harapan pada masa yang akan datang. Arti ini mengandung makna, dari segi pendidik, dia dapat mengetahui hal-hal yang harus dikuasai oleh anak didiknya (kelak dalam masa pubertas, masa remaja, masa dewasa dan masa tua) sehingga dapat hidup lebih ”well-ajusted”. Dari segi anak didik (dalam masa pubertas, remaja), dia dapat memandang jauh ke depan sehingga mengetahui bahwa dalam masa dewasa dan masa tuanya kelak terdapat seperangkat tugas perkembangan yang harus dikuasainya sehingga di kelak dapat lebih ”well-ajusted”.
B. Permasalahan
· Apa Masa Remaja itu ?
· Apa Pengertian Tugas Perkembangan Remaja ?
· Apa saja Jenis dan Tugas Perkembangan Remaja ?
· Meliputi Apa sajakah Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Tugas Remaja ?
· Apa Batasan Usia dan Ciri-ciri Remaja ?
· Bagaiman Perubahan Psikologi Remaja ?
· Dan Apa Teori-teori Tumbuh Kembang Remaja ( Adolescence ) ?
C. Tujuan penulisan
- Sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan nilai dari Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik.
- Untuk mengetahui berbagai macam permasalahan seputar Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja.
D. Manfaat penulisan
- Bertambahnya wawasan mengenai pembahasan Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja.
- Dapat mengetahui berbagai macam persoalan seputar Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja.
PEMBAHASAN
Tugas Perkembangan Masa Remaja (Adolescence)
Ø Masa Remaja (Adolescence)
Masa remaja menunjukkan masa transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa (12 tahun – akhir belasan tahun). Dalam masa ini, remaja itu berkembang kearah kematangan seksual, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga, dan menghadapi tugas menentukan cara mencari mata pencaharian. Suatu tahapan transisi menuju ke status orang dewasa mempunyai beberapa keuntungan. Tahapan transisi memberi remaja itu suatu masalah yang lebih panjang untuk mengembangkan berbagai keterampilan serta untuk mempersiapkan masa depan, tetapi masa itu cenderung menimbulkan masa pertentangan (konflik) kebimbangan antara ketergantungan dan kemandirian. Sulit untuk merasakan sepenuhnya kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri jika masih tinggal dirumah atau menerima bantuan keuangan dari orang tua.
1. Perkembangan seksual
Pada awal masa remaja, sebagian besar anak muda mengalami suatu masa perkembangan jasmani yang sangat cerpat (lonjakan pertumbuhan masa remaja) diiringi dengan perkembanga terhadap dari angan-angan reproduksi serta karakteristik seks kedua (perkembangan buah dada pada anak perempuan, tumbuh janggut pada anak laki-laki, dan muncul bulu-bulu kelamin pada anak laki-laki dan perempuan). Terdapat berbagai ragam usia pada saat mencapai masa pubertas. Beberapa anak perempuan mendapat haid pada awal usia 11 tahun, dan lainnya sampai usia 17 tahun sampai rata – rata adalah pada usia 12 tahun 9 bulan. Anak laki – laki menunjukan ragam usia yang sama dalam mencapai kematangan seks, tetapi rata – rata mereka mengalami pancaran perkembangan dan menjadi matang dua tahun lebih lambat dari anak perempuan.
2. Standart dan Prilaku Sosial
Pandangan menganai hubungan seks sebelum kawin, homoseksual, hubungan seks di luar nikah, serta prilaku seks tertentu mungkin sekarang lebih terbuka dan bebas dibandingkan dengan pandangan masa lalu.
3. Mencari identitas
Tugas penting yang dihadapi para remaja adalah mengembangakan persepsi identitas dari ( sences of individual identity ) untuk menemukan jawaban terhadap pernyataan identitas diri . selama masa remaja, penilaian dari kelompok sebaya menjadi bertambah penting dan kaum remaja menentukan identitas individu yang terpisah dari keluarga mereka. Suatu cara pendekatan terhadap masalah idetitas adalah dengan mencoba berbagai peran dan cara berprilaku. Idetitas menyampanh adalah yang bertentangandengan nilai – nilai dalam masyarakat.
A. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan
Seorang ahli psikologi yang dikenal luas dengan teori tugas-tugas perkembangan adalah Robert J. Havighurst ( Hurlock 1990 ). Tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan tersebut beberapa diantaranya muncul sebagai kematangan fisik, sedangkan yang lain berkembang karna adanya aspirasi budaya, sementara yang lain lagi tumbuh dan berkembang karena nilai-nilai dan aspirasi individu.
Tugas-tugas perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut :
1. sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia –usia tertentu.
2. memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3. menunjukkan kepada setiap individu tenteng apa yang akan mereka hadapi dan meliputi tindakan apa yang diharapakan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
B. Jenis Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Menurut havighusrt ( Hurlock 1990 ) ada beberapa tugas perkembagan yang harus diselesaikan denagan baik oleh remaja , yaitu :
1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman denagan teman sebaya baik maupun wanita.
a. Hakikat tugas
Mempelajari anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
b. Dasar Biologis
Secara biologis, manusia terbagi menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan. Kematangan seksual dicapai selama masa remaja. Daya tarik seksual menjadi satu kebutuhan yang dominan dalam kehidupan remaja. hubungan sosial dipengaruhi oleh kematanaga fisik yang telah dicapai.
c. Dasar Psikologis
Dalam kelompok sejenis , remaja belajar untuk bertingkah laku sebagaimana orang dewasa. Adapun dalam kelompok lain sejenis, remaja menguasai keterampilan sosial.
2. Mencapai peran sosial pria dan wanita
a. Hakikat tugas
Mempelajari peran sosial dengan jenis kelaminnya sebagai pria dan wanita.
b. Dasar biologis
Diinjau dari kekuatan fisik, remaja putri lebih lemah dari remaja putra, namum remaja putri memiliki lain meskipun memiliki kelemahan fisik.
Ø Tugas perkembangan masa remaja
• Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin
• Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
• Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif
• Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa lainya
• Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
• Memperolah kebebasan ekonomi
• Persiapan perkawinan dn kehidupan berkeluarga
• Mengembangkan keterampian intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik
• Memupuk dan memperolah perilaku yang dpat dipertanggungjawabkan secara sosial
• Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.
C. Tugas dan Proses Perkembangan Remaja Dilihat Dari Proses Biologis, Kognitif dan Sosioemosional
1. Proses Biologis Remaja (Biological Processes Adolescence)
~ Remaja menurut hukum
* Perubahan fisik pada remaja
1. Pada Remaja Wanita
Usia 10-11 tahun
· Puting susu semakin besar
· Rambut kemaluan mulai tumbuh
Usia 11-13
· Alat-alat reproduksi mulai berkembang
Usia 12-14
· Payudara berkembang lebih lanjut , puting susu makin menghitam
Usia 13-15
· Rambut kemaluan semakin banyak, bulu ketiak makin tubuh
· Manarche terjadi pada usia ini, tetapi masih belum teratur
· Lemak disekitar pinggul dan payudara semakin tebal
· Haid mulai teratur
Usia 16-18
· Pertumbuhan tinggi badan berhenti, tinggi maksimum sudah tercapai
2. Pada Remaja Pria :
· melebarnya bagian bahu
· dada terlihat semakin bidang
· alat kemaluan pria akan bertambah panjang
· kedua scrotum semakin panjang
· usia 14 tahun suara semakin rendah dan bariton
· kotak suara membesar , mendorong jakun lebih keluar
· tumbuh rambut pada dada, ketiak, kaki tangan dan daerah sekitar kemaluan.
2. Proses Kognitif Remaja (Cognitive Processes Adolescence)
Menurut Peaget remaja itu dalam proses kognitifnya masuk ke tahapan oprasional formal.
Tahapan Oprasional Formal (12 tahun ke atas) :
§ Mampu berfikir logis soal abstrak serta menguji hipotesis, masa depan, dan masalah ideologis.
§ Sudah bisa mengetahui sebab dan akibat dari apa masalah yang kemungkinan terjadi.
§ Perkembangan otak berlaku dengan pesat yaitu 30% - menuju kesempurnaan.
§ Meningkatnya kemampuan berfikir (thinking).
§ Sudah dapat/bisa memecahkan masalah sendiri (problem solving).
§ Bisa mengambil keputusan (decision making).
§ Mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya (intellegence).
§ Mengembangkan bakat (apttitude).
3. Proses Sosioemosional Remaja (Socioemotional Processes Adolescence)
Proses Sosioemosional Remaja (Socioemotional Processes Adolescence) meliputi antara lain :
1. Relasi Individu dengan lingkungan (orang lain)
v Mulai dapat bersosialisasi dengan baik walau lebih ke arah teman sebayanya saja.
v Manusia dikenal dengan mahluk sosial (homosocio-politicon), ia tak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan dari orang lain. Karena itu setiap orang sangat memerlukan pertolongan orang lain.
v Dapat bergaul dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain akan mampu mengubah presepsi, pandangan, sikap, dan perilaku seseorang, sebab dalam pergaulan terjadi interaksi antar individu yang ditandai dengan pertukaran (transfer) informasi tentang pengetahuan, adat istiadat, kebiasaan, dan budaya.
2. Perubahan pada emosi
v Mudah terusik, agresif, murung, cuek, memberontak, emosional.
v Sangat mengambil kira tentang penampilan diri mereka, apa orang lain kata dan fikirkan.
v Suka menyendiri, berkurung dalam bilik, lihat cermin,
v Merasa malu dan keliru dengan perubahan diri
v Merasakan tarikan seksual dan mudah dirangsang.
v Mengalami rasa ingin tahu tentang seks dan mudah jatuh cinta.
v Tidak suka diatur dan disuruh oleh ibu dan bapak.
v Sering berselisih paham dengan orang tua.
3. Perubahan pada kepribadian
v Dari yang kekanak-kanakan sudah mulai berperilaku ke arah yang lebih dewasa.
v Ia akan memiliki konsep diri, harga diri, percaya diri, dan efikasi diri yang baik.
v Ketidak mampuan menyesuaikan diri pada kepribadiannya akan membuat seseorang mengalami kehidupan terasing, rendah diri, apatis, pesimis, merasa cemas, kuatir/takut. Akibatnya akan mempengaruhi pada krisis kepribadian (personality crisis).
D. Faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Perkembangan Tugas Remaja
Secara keseluruhan faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:
1. faktor herediter/keturunan (genetis),
2. faktor lingkungan,
3. faktor interaksi antara genetis dan lingkungan.
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lancarnya pelaksanna tugas-tugas perkembangan :
a) pertumbuhan fisik remaja. tugas perkembagan akan suskses bila pertumbuhan fisik remaja berjalan dengan sewajarnya.
b) Perkembangan psikis remaja. tugas perkembangan akan sukses bila perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap perasaannya berkembang dengan wajar.
c) Posisi remaja dalam keluarga. Kelancaran tugas perkembangan juga banyak dipengaruhi oleh posisinya ditengah keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan, anak kandung atau anak angkat, anak pertama atau terakhir .
d) Kesempatan remaja untuk mempelajari tugas- tugas perkembangan . banyak sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas perkembangan remaja .
e) Motivasi diri. Ada tidak adanya motivasi kuat atau lemah nya , atau faktor pendorong yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugas – tugas perkembangan remaja .
E. Batasan Usia dan Ciri-ciri Remaja
1. Batasan Usia Masa Remaja
Menurut para ahli psikologi berkebangsaan belanda seperti L.C.T. Bigot. , Ph.Kohstam dan B.G Palland, membagi masa kehidupan , sebagai berikut :
1. Masa bayi dan anak-anak 0-7 tahun
a. masa bayi 0-1 tahun
b.masa kanak -masa vital V 1-2 tahun
-masa estitis R 2-7 tahun
2. Masa sekolah / intelektuil 7-13 tahun
3. Masa sosial 13-21tahun
a. masa pueral 13-14 tahun
b. masa pubertas 14-15 tahun
c. masa pubertas 15-18 tahun
d. masa edolescence 18-21 tahun
Berdaraskan bentuk bentuk perkembangan dan pola perilaku yang tampak khas bagi usia – usia tertentu, menurut Elisabeth B.Hurlock, ada 11 masa dalam rentangan kehidupan manusia yaitu :
Prenatal : sejak konsepsi sampai akhir
Masa neonatus : lahir sampai minggu ke-2 setelah lahir. Masa bayi akhir minggu kedua sampai akhir tahun ke-2
Masa anak” awal : 2 - 6 tahun.
Masa anak “ akhir : 6 -10 atau 11 tahun.
Pubertas/ preadolescence : 11 atau 12 - 13 tahun.
Masa remaja awal : 13 atau 14 - 17 tahun.
Masa remaja akhir : 17 tahun - 21 tahun.
Masa dewasa awal : 21 tahun - 40 tahun.
Masa setangah baya : 40 tahun - 60 tahun.
Masa tua : 60 tahun atau lebih.
Berdasarkan Kwee Soen Liang S.H. membagi masa puberteits yaitu sebagai berikut :
1. Pra puberteits ; Pria : 13-14 tahun (fase negatif)
Wanita : 12 – 13 tahun (sturmund drang )
2. puberteits ; Pria : 14 – 18 tahun (merindu)
Wanita :13-18 (puja)
3. Adolescence : Pria : 19 – 23 tahun
Wanita : 18 – 21 tahun
2. Ciri – ciri Umum Masa Remaja
a. Masa yang penting
Semua periode dalam rentang kehidupan memang penting, tetapi ada beberapa dalam tingkat kepentingannya. Adanya akibat yang langsung terdapat sikap dan tingkah laku serta akibat – akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainnya.
b. Masa transisi
Transisi merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap berikutnya. Maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.
c. Masa perubahan
Selama masa remaja, tingkat perubahan sikap dan prilaku sejajar dengan tingkah laku perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat selama masa awal remaja, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat.
Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada semua remaja :
1) Emosi yang tinggi. Intensitas emosi bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
2) Perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh lekompok sosial menimbulkan masalah baru.
3) Perubahan nilai – nilai sebagai kosekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku.
4) Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya
d. Masa bermasalah
Meskipun setiap periode memiliki masalah sendiri,masalah masa remaja termasuk masalah yang sulit diatasi,baik anak laki-laki maupun anak perempuan.
e. Masa pencarian identitas
Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja daripada individualitas. Contohnya,dalam hal berpakaian,berbicara dan tingkah laku,remaja ingin seperti teman-teman gengnya. Banyak cara yang dilakukan remaja untuk menunjukkan identitasnya, antara lain penggunaan simbol-simbol status dalam bentuk kendaraan,pakaian,dan pemilikan barang-barang laen yang mudah dilihat.
f. Masa munculnya ketakutan
Konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri juga dipengaruhi oleh setereotip populer,seperti pendapat Antony,”setereotip juga berfungsi sebagai cermin yang ditegakkan masyarakat bagi remaja,yang menggambarkan citra diri remaja sendiri,yang lambat laun dianggap sebagai gambaran yang asli dan remaja membemtuk prilakunya sesuai dengan gambaran ini”. Hal ini juga mengakibatkan munculnya banyak konflik antara orang tua remaja,serta adanya penghalang untuk saling membantu keduanya dalam mengatasi beragam masalah.
g. Masa yang tidak realistik
pandangan subjektif cenderung mewarnai remaja. Mereka memandang diri sendiri dan orang laen berdasarkan keinginannya dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, apalagi dalam hal cita-cita. Tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri,bahkan bagi keluarganya dan teman-temannya,cita-cita yang tidak realistik ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
h. Masa menuju masa dewasa
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan setereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya. Kegelisahan itu timbul akan akibat kebimbangan tentang bagaimana meninggalkan masa remaja dan bagaimana pula memasuki masa dewasa.
3. Ciri – ciri Khas Remaja Awal
Masa remaja awal dimulai ketika usia seorang anak telah berusia genap 12/13 tahun, dan berakhir pada usia 17/18 tahun.Anak usia belasan tahun sering ditunjukkan bagi remaja awal.
Gejala – gajala yang disebutgejala fase negatif biasa terjadi pada perubahan akhir periode pubertas atau paruhan awal masa remaja awal. Oleh karena itu, periode pubertas sering disebut sebagai fase negatif.
Selain ciri dan fase negatif yang dimiliki bersama (pubertas dan remaja awal ) itu, masa remaja awal juga memiliki ciri khas yang tidak dimiliki masa – masa yang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut ini :
a) Tidak stabil emosi
Menurut Granville Stanley Hall , perasaan masa ini sangat peka, yaitu perasaan dan emosinya laksana embusan badai dan topan dalam kehidupan. Karena itu tidak heran jika sikap dan sifat remaja yang sangat antusias bekerja tiba – tiba menjadi lesu, dari sangat gembira menjadi sangat sedih, dari merasa percaya diri sangat ragu, termasuk dalam menentukan cita – cita.
b) Lebih menonjolnya sikap dan moral
Matangnya organ – organ seks mendorong remaja untuk mendekati, lawan seksnya sehingga terkadang berprilaku berlebihan yang dinilai tidak sopan dalam masyarakat. Muncul keberaniannya untuk menonjolkan sex appeal dan melakukan hal – hal yang hampir membahayakan, sehingga masalah dengan orang tua atau orang dewasa lainnya seringkali terjadi.
c) Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan
Pada remaja awal, kemampuanmantal dan kemampuan berpikirnya mulai sempurna. Gejala ini terjadi pada usia antara 12 – 16 tahun. Alfred Binet menjelaskan lebih jauh bahwa pada usia 12 tahun, kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, baru sempurna. Dan pada usia 14 tahun, mulailah sempurna kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan informasi abstrak, sehingga remaja awal suka menolak hal – hal yang tidak masuk akal.
d) Membingungkannya status
Hal yang tidak hanya sulit ditentukan, tetapi membingungkan, adalah status remaja awal, sehingga orang dewasasering memperlakukannya secara berganti – ganti, karena masih ragu memberi tanggung jawab dengan alasan merekan masih kanak – kanak.
e) Banyak masalah yang dihadapi
Banyak faktor yang menjadi masalah bagi remaja. Selain adanya ciri – ciri remaja tersebut diatas, sifat emosional remaja awal juga menjadikannya menghadapi banyak masalah. Karena emosionalitasnya lebih mendominasi kemampuan, dia kurang mampu untuk menyepakati pendapat orang lain yang kodradiktif dengan pendapatnya, sehingga seringkali muncul masalah baru, yaitu konflik sosial. Penyebab lain adalah semakin minimnya peran orang tua atau orang dewasa lain dalam membantu pemecahan masalahnya, masalahnya, meskipun hal itu terjadi karena ulahnya sendiri, yaitu menolak bantuan itu.
f) Masa yang kritis
Kebimbangan remaja dalam menghadapi dan memecahkan atau menghindari suatu masalah menjadi indikasi kritisnya masa ini. Bila remaja tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, dia akan menjadi orang dewasa yang bergantung pada orang lain.
Scheinfield berpendapat tentang berbagai perubahan interaksi antara remaja laki – laki dan perempuan sepanjang periode pubertas dan masa remaja awal.
Pada usia 9 – 11 tahun : anak laki-laki merasa bermusuhan atau tidak peduli terhadap teman perempuan, sedangkan anak perempuan mulai menunjukan perhatiannya kepada teman sejenis.
Pada usia 11- 14 tahun : menjalin kerja sama dalam berbagai kelompok , dan ada pula yang mulai menjalin cinta.
Pada usia 15-16/17 tahun : tidak sedikit di antara remaja laki- laki dan perempuan yang mulai berpacaran.
4. Ciri Khas Remaja Akhir
Di indonesia, batasan usia remaja akhir adalah antara 17 tahun sampai 21 tahun,bagi wanita sedangkan laki – laki 18 sampai 22 tahun. Diantara batasan usia itu, terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek – aspek psikis yang telah dimulai sejak masa – masa sebelumnya, yang mengarah pada kematangan yang sempurna.
Pola – pola sikap, perasaan pikir dan tingkah laku, remaja akhir memiliki ciri – ciri khas yang membedakan dengan remaja awal yaitu sebagai berikut :
a) Mulai stabil
Dalam aspek – aspek fisik dan psikis, laki – laki muda dan menunjukan peningkatan kestabilan emosi. Kesempurnaan bentuk jasmani membedakannya dengan paruhan awal masa remaja awal.
Ada 2 faktor yang berpengaruh terhadap proses kestabilan remaja akhir yaitu :
1. sikap mendidik orang tua dan
2. jarak tempat orang tua dengan remaja.
b) Lebih realistis
Memandang diri lebih tinggi atau lebih rendah dari keadaan yang sebenarnya sering terjadi pada masa remaja awal. Contohnya, remaja awal memandang dirinya jelek, padahal tampan / cantik, atau pandangan sebaliknya. Begitu pula pandangannya terhadap hal lainnya, seperti pakaian, teman sebaya, benda – benda, dan keluarga.
c) Lebih Matang Menghadapi Masalah
Masalah yang dihadapi remaja akhir relatif sama dengan masalah yang dihadapi remaja awal. Cara menghadapi cara itulah yang membedakannya. Bila masa remaja awal menghadapi dengan sikap bingung dan tingkah laku yang tidak efektif, remaja akhir menghadapinya dengan lebih matang kematangan itu ditunjukkan dengan usaha pemecahan masalah-masalah yang dihadapinya baik dengan cara sendiri maupun dengan diskusi dengan teman-teman sebayanya.
d) Lebih Tenang Perasaannya
Secara umum, pada paruh akhir masa remaja akhir, remaja lebih tenang dalam menghadapi masalah-masalahnya dibadingkan pada paruh awal masa remaja akhir. Remaja akhir, jarang memperlihatkan kemarahan, kesedihan dan kecewa, sebagaimana terjadi pada remaja awal.
F. Perubahan Psikologi Remaja
Perubahan emosi pada remaja ditandai dengan ciri-ciri yang khas sebagai berikut :
- Keinginan mencari jati diri,
- Remaja mulai mempertanyakan mengenai kehidupan, masa depan, kehidupan keluaraga dan karir,
- Keinginan untuk diakui dan dihargai,
- Pada masa ini ego mulai berkembang, remaja membutuhkan apa yang namanya cinta, merasakan getaran-getaran yang menyenangkan bila bertemu lawan jenis yang disukainya.
- Keinginan untuk bebas tanpa dikekang ,
- Kondisi ini dapat menyebabakan kelebihan remaja selalu iagin mencoba segala sesuatu,
- Mencari figur idola,
- Remaja mencari figur orang lain diluar rumah yang dirasa paling baik bagi dirinya seperti guru, tokoh seniman , tokoh agama dan lain-lain.
- Cenderung menentang,
- Terikat dengan kelompok ,
- Remaja dalam sosialnya sangat tertarik pada kelompok sebayanya.
G. Teori-teori Tumbuh Kembang Remaja ( Adolescence )
- Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan
- Pencapaian peran sosial maskulintas atau feminitas .
- Pencapaian kemandirian emosi dan orang tua, orang lain .
- Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan .
- Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara efektif.
- Memilih dan mempersiapakan pernikahan dan kehidupan kelurga.
- Membangun keterampilan dan konsep-konsep intelektual yang perlu bagi warga negara.
- Pencapaian tanggungjawab sosial.
- Memperoleh nilai-nilai dan sistem sebagai penuntu dalam berprilaku.
KESIMPULAN
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
Emosinya tidak stabil
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
Anak mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
Memperhatikan penampilan
Sikapnya tidak menentu/plin-plan
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
mulai menyadari akan realitas
sikapnya mulai jelas tentang hidup
mulai nampak bakat dan minatnya
Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.
Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.
Tugas perkembangan masa remaja
• Memperoleh hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin
• Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
• Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif
• Memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa lainya
• Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
• Memperolah kebebasan ekonomi
• Persiapan perkawinan dn kehidupan berkeluarga
• Mengembangkan keterampian intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik
• Memupuk dan memperolah perilaku yang dpat dipertanggungjawabkan secara sosial
• Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku.
Dan dapat pula tugas dan proses perkembangan itu dapat dilihat dari segi proses biologis, proses kognitif dan proses sosioemosional.
DAFTAR PUSTAKA
Surtano dan Hartono, Agung. (2000), Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta.
Gunarsa, Singgih D, dan Ny. Singgih D.G. (1991), Psikologi Remaja, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia.
Mappiare, Andi. (1982), Psikologi Remaja, Surabaya : Usaha Nasional.
Mulyadi, Seto. (2008), Psikologi Perkembangan, Indonesia : Adhama.
Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth (4th ed). New York: Harper Collins.
Hurlock, E. B. (1990). Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill.
Rice, F.P. (1990). The adolescent development, relationship & culture (6th ed.), Boston: Ally & Bacon
Santrock, J.W. (2001). Adolescence (8th ed.). North America: McGraw-Hill.
Aaro, L.E. (1997). Adolescent lifestyle. Dalam A. Baum, S. Newman J. Weinman, R. West and C. McManus (Eds). Cambridge Handbook of Psychology, Health and Medicine (65-67). Cambridge University Press, Cambridge.
Thank's gan infonya !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id